JajaAswaja (Aswaja), Yopy Salafi ( salafi), Dul Wahab (wahabi) mereka sering tengkar namun tetap akur rasa sesama muslim. Disuatu sore si Jaja menjual Ayamnya di kandang yg dipeliharanya sudah tidak produktif dan agar sekitarnya bersih ia kumpulkan kotorannya untuk kelak dibuang bersama kandangnya. PENGERTIAN AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AHOleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir JawasC. Definisi Salaf السَّلَفُ Menurut bahasa etimologi, Salaf اَلسَّلَفُ artinya yang terdahulu nenek moyang, yang lebih tua dan lebih utama.[1] Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan سَلَفُ الرَّجُلِ salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya.[2]Menurut istilah terminologi, kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat Islam ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun generasi/masa pertama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ.“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini yaitu masa para Sahabat, kemudian yang sesudahnya masa Tabi’in, kemudian yang sesudahnya masa Tabi’ut Tabi’in.”[3]Menurut al-Qalsyani “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallamdan menegak-kan agama-Nya…”[4]Syaikh Mahmud Ahmad Khafaji berkata di dalam kitabnya, al-Aqiidatul Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mu’tazilah “Penetapan istilah Salaf tidak cukup dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih tentang aqidah, manhaj, akhlaq dan suluk-pent.. Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah mengenai aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman Salaf, maka ia disebut Salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya, barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Qur-an dan As-Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman Sahabat, Ta-bi’in dan Tabi’ut Tabi’in.[5]Penisbatan kata Salaf atau as-Salafiyyuun bukanlah termasuk perkara bid’ah, akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan yang syar’i karena menisbatkan diri kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’ Sunnah wal Jama’ah dikatakan juga as-Salafiyyuun karena mereka mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat dan Tabi’ut Tabi’in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka -di sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf. Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang difahami oleh sebagian orang, tetapi merupakan manhaj sistem hidup dalam ber-aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak dan yang lainnya yang wajib diikuti oleh setiap Muslim. Jadi, pengertian Salaf dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan aqidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.[6]Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah wafat th. 728 H[7] berkata “Bukanlah merupakan aib bagi orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepada Salaf, bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj Salaf tidak lain kecuali kebenaran.” [8]D. Definisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah Mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya Radhiyallahu anhum. Disebut Ahlus Sunnah, karena kuatnya mereka berpegang dan berittiba’ mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya Radhiyallahu menurut bahasa etimologi adalah jalan/cara, apakah jalan itu baik atau buruk.[9]Sedangkan menurut ulama aqidah terminologi, As-Sunnah adalah petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, baik tentang ilmu, i’tiqad keyakinan, perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah As-Sunnah yang wajib diikuti, orang yang mengikutinya akan dipuji dan orang yang menyalahinya akan dicela.[10]Pengertian As-Sunnah menurut Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah wafat 795 H “As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh, mencakup di dalamnya berpegang teguh kepada apa yang dilaksanakan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para khalifahnya yang terpimpin dan lurus berupa i’tiqad keyakinan, perkataan dan perbuatan. Itulah As-Sunnah yang sempurna. Oleh karena itu generasi Salaf terdahulu tidak menamakan As-Sunnah kecuali kepada apa saja yang mencakup ketiga aspek tersebut. Hal ini diriwayatkan dari Imam Hasan al-Bashri wafat th. 110 H, Imam al-Auza’i wafat th. 157 H dan Imam Fudhail bin Iyadh wafat th. 187 H.”[11]Disebut al-Jama’ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah-belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam yang berpegang kepada al-haqq kebenaran, tidak mau keluar dari jama’ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah.[12]Jama’ah menurut ulama aqidah terminologi adalah generasi pertama dari ummat ini, yaitu kalangan Sahabat, Tabi’ut Tabi’in serta orang-orang yang mengikuti dalam kebaikan hingga hari Kiamat, karena berkumpul di atas kebenaran. [13]Imam Abu Syammah asy-Syafi’i rahimahullah wafat th. 665 H berkata “Perintah untuk berpegang kepada jama’ah, maksudnya adalah berpegang kepada kebenaran dan mengikutinya. Meskipun yang melaksanakan Sunnah itu sedikit dan yang menyalahinya banyak. Karena kebenaran itu apa yang dilaksanakan oleh jama’ah yang pertama, yaitu yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya tanpa melihat kepada orang-orang yang menyimpang melakukan kebathilan sesudah mereka.”Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu[14]اَلْجَمَاعَةُ مَا وَافَقَ الْحَقَّ وَإِنْ كُنْتَ وَحْدَكَ.“Al-Jama’ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian.”[15]Jadi, Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan menjauhi perkara-perkara yang baru dan bid’ah dalam mereka adalah orang-orang yang ittiba’ mengikuti kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan mengikuti Atsar jejak Salaful Ummah, maka mereka juga disebut Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba’. Di samping itu, mereka juga dikatakan sebagai ath-Thaa-ifatul Manshuurah golongan yang mendapatkan per-tolongan Allah, al-Firqatun Naajiyah golongan yang selamat, Ghurabaa’ orang asing.Tentang ath-Thaa-ifatul Manshuurah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ber-sabdaلاَتَزَالُ مِنْ أُمَّتِيْ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ.“Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang selalu menegakkan perintah Allah, tidak akan mencelakai mereka orang yang tidak menolong mereka dan orang yang menyelisihi mereka sampai datang perintah Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu.”[16]Tentang al-Ghurabaa’, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaبَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْباً، وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْباً، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ.“Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghurabaa’ orang-orang asing.” [17]Sedangkan makna al-Ghurabaa’ adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu anhu ketika suatu hari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menerangkan tentang makna dari al-Ghurabaa’, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaأُنَاسٌ صَالِحُوْنَ فِيْ أُنَاسِ سُوْءٍ كَثِيْرٍ مَنْ يَعْصِيْهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيْعُهُمْ.“Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada yang mentaati mereka.”[18]Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda mengenai makna al-Ghurabaa’اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ.“Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki ummat di tengah-tengah rusaknya manusia.”[19]Dalam riwayat yang lain disebutkan…الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِي مِنْ سُنَّتِي.“Yaitu orang-orang yang memperbaiki Sunnahku Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sesudah dirusak oleh manusia.”[20]Ahlus Sunnah, ath-Tha-ifah al-Manshurah dan al-Firqatun Najiyah semuanya disebut juga Ahlul Hadits. Penyebutan Ahlus Sunnah, ath-Thaifah al-Manshurah dan al-Firqatun Najiyah dengan Ahlul Hadits suatu hal yang masyhur dan dikenal sejak generasi Salaf, karena penyebutan itu merupakan tuntutan nash dan sesuai dengan kondisi dan realitas yang ada. Hal ini diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari para Imam seperti Abdullah Ibnul Mubarak Ali Ibnul Madini, Ahmad bin Hanbal, al-Bukhari, Ahmad bin Sinan dan yang lainnya, رحمهم الله[21].Imam asy-Syafi’i [22] wafat th. 204 H rahimahullah berkata “Apabila aku melihat seorang ahli hadits, seolah-olah aku melihat seorang dari Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, mudah-mudahan Allah memberikan ganjaran yang terbaik kepada mereka. Mereka telah menjaga pokok-pokok agama untuk kita dan wajib atas kita berterima kasih atas usaha mereka.” [23]Imam Ibnu Hazm azh-Zhahiri wafat th. 456 H rahimahullah menjelaskan mengenai Ahlus Sunnah “Ahlus Sunnah yang kami sebutkan itu adalah ahlul haqq, sedangkan selain mereka adalah Ahlul Bid’ah. Karena sesungguhnya Ahlus Sunnah itu adalah para Sahabat Radhiyallahu anhum dan setiap orang yang mengikuti manhaj mereka dari para Tabi’in yang terpilih, kemudian ashhaabul hadits dan yang mengikuti mereka dari ahli fiqih dari setiap generasi sampai pada masa kita ini serta orang-orang awam yang mengikuti mereka baik di timur maupun di barat.”[24]E. Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Penamaan istilah Ahlus Sunnah ini sudah ada sejak generasi pertama Islam pada kurun yang dimuliakan Allah, yaitu generasi Sahabat, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in. Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma [25] berkata ketika menafsirkan firman Allah Azza wa Jallaيَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ“Pada hari yang di waktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya kepada mereka dikatakan Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.’” [Ali Imran 106]“Adapun orang yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun orang yang hitam wajahnya mereka adalah Ahlul Bid’ah dan sesat.”[26] Kemudian istilah Ahlus Sunnah ini diikuti oleh kebanyakan ulama Salaf رحمهم الله, di antaranya1. Ayyub as-Sikhtiyani rahimahullah wafat th. 131 H, ia berkata “Apabila aku dikabarkan tentang meninggalnya seorang dari Ahlus Sunnah seolah-olah hilang salah satu anggota tubuhku.”2. Sufyan ats-Tsaury rahimahullah wafat th. 161 H berkata “Aku wasiatkan kalian untuk tetap berpegang kepada Ahlus Sunnah dengan baik, karena mereka adalah al-ghurabaa’. Alangkah sedikitnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”[27]3. Fudhail bin Iyadh rahimahullah [28] wafat th. 187 H berkata “…Berkata Ahlus Sunnah Iman itu keyakinan, perkataan dan perbuatan.”4. Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam rahimahullah hidup th. 157-224 H berkata dalam muqaddimah kitabnya, al-Iimaan[29] “…Maka sesungguhnya apabila engkau bertanya kepadaku tentang iman, perselisihan umat tentang kesempurnaan iman, bertambah dan berkurangnya iman dan engkau menyebutkan seolah-olah engkau berkeinginan sekali untuk mengetahui tentang iman menurut Ahlus Sunnah dari yang demikian…”5. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah [30] hidup th. 164-241 H, beliau berkata dalam muqaddimah kitabnya, As-Sunnah “Inilah madzhab ahlul ilmi, ash-haabul atsar dan Ahlus Sunnah, yang mereka dikenal sebagai pengikut Sunnah Rasul Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, dari semenjak zaman para Sahabat Radhiyallahu anhumg hingga pada masa sekarang ini…”6. Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah wafat th. 310 H berkata “…Adapun yang benar dari perkataan tentang keyakinan bahwa kaum Mukminin akan melihat Allah pada hari Kiamat, maka itu merupakan agama yang kami beragama dengannya, dan kami mengetahui bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpendapat bahwa penghuni Surga akan melihat Allah sesuai dengan berita yang shahih dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.”[31]7. Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi rahimahullah hidup th. 239-321 H. Beliau berkata dalam muqaddimah kitab aqidahnya yang masyhur al-Aqiidatuth Thahaawiyyah “…Ini adalah penjelasan tentang aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”Dengan penukilan tersebut, maka jelaslah bagi kita bahwa lafazh Ahlus Sunnah sudah dikenal di kalangan Salaf generasi awal ummat ini dan para ulama sesudahnya. Istilah Ahlus Sunnah merupakan istilah yang mutlak sebagai lawan kata Ahlul Bid’ah. Para ulama Ahlus Sunnah menulis penjelasan tentang aqidah Ahlus Sunnah agar ummat faham tentang aqidah yang benar dan untuk membedakan antara mereka dengan Ahlul Bid’ah. Sebagaimana telah dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam al-Barbahari, Imam ath-Thahawi serta yang ini juga sebagai bantahan kepada orang yang berpendapat bahwa istilah Ahlus Sunnah pertama kali dipakai oleh golongan Asy’ariyyah, padahal Asy’ariyyah timbul pada abad ke-3 dan ke-4 Hijriyyah.[32]Pada hakikatnya, Asy’ariyyah tidak dapat dinisbatkan kepada Ahlus Sunnah, karena beberapa perbedaan prinsip yang mendasar, di antaranya1. Golongan Asy’ariyyah menta’wil sifat-sifat Allah Ta’ala, sedangkan Ahlus Sunnah menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti sifat istiwa’ , wajah, tangan, Al-Qur-an Kalamullah, dan Golongan Asy’ariyyah menyibukkan diri mereka dengan ilmu kalam, sedangkan ulama Ahlus Sunnah justru mencela ilmu kalam, sebagaimana penjelasan Imam asy-Syafi’i rahimahullah ketika mencela ilmu Golongan Asy’ariyyah menolak kabar-kabar yang shahih tentang sifat-sifat Allah, mereka menolaknya dengan akal dan qiyas analogi mereka.[33][Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M] _______ Footnote [1]. Lisaanul Arab VI/331 karya Ibnu Manzhur wafat th. 711 H rahimahullah. [2]. Lihat al-Mufassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat I/11 karya Syaikh Muhammad bin Abdurrahman al-Maghrawi, Muassasah ar-Risalah, th. 1420 H. [3]. Muttafaq alaih. HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 212, dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu. [4]. Al-Mufassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat I/11. [5]. Al-Mufassiruun bainat Ta’-wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat I/13-14 dan al-Wajiiz fii Aqiidah Salafush Shaalih hal. 34. [6]. Mauqif Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah min Ahlil Ahwaa’ wal Bida’ I/63-64 karya Syaikh Dr. Ibrahim bin Amir ar-Ruhaili, Bashaa-iru Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyyati Manhajis Salaf hal. 21 karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilali dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil Aqiidah. [7]. Beliau adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdussalam bin Abdillah bin Khidhir bin Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Taimiyyah al-Harrani. Beliau lahir pada hari Senin, 14 Rabi’ul Awwal th. 661 H di Harran daerah dekat Syiria. Beliau seorang ulama yang dalam ilmunya, luas pandangannya. Pembela Islam sejati dan mendapat julukan Syaikhul Islam karena hampir menguasai semua disiplin ilmu. Beliau termasuk Mujaddid abad ke-7 H dan hafal Al-Qur-an sejak masih kecil. Beliau t mempunyai murid-murid yang alim dan masyhur, antara lain Syamsuddin bin Abdul Hadi wafat th. 744 H, Syamsuddin adz-Dzahabi wafat th. 748 H, Syamsuddin Ibnu Qayyim al-Jauziyyah wafat th. 751 H, Syamsuddin Ibnu Muflih wafat th. 763 H serta Imaduddin Ibnu Katsir wafat th. 774 H, penulis kitab tafsir yang terkenal, Tafsiir Ibnu Katsiir. Aqidah Syaikhul Islam adalah aqidah Salaf, beliau rahimahullah seorang Mujaddid yang berjuang untuk menegakkan kebenaran, berjuang untuk menegakkan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman para Sahabat Radhiyallahu anhum tetapi ahlul bid’ah dengki kepada beliau, sehingga banyak yang menuduh dan memfitnah. Beliau menjelaskan yang haq tetapi ahli bid’ah tidak senang dengan dakwahnya sehingga beliau diadukan kepada penguasa pada waktu itu, akhirnya beliau beberapa kali dipenjara sampai wafat pun di penjara tahun 728 H. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, mencurahkan rahmat yang sangat luas dan memasukkan beliau rahimahullah dalam Surga-Nya. Al-Bidayah wan Nihayah XIII/255, XIV/38, 141-145. [8]. Majmu’ Fataawaa Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah IV/149. [9]. Lisaanul Arab VI/399. [10]. Buhuuts fii Aqidah Ahlis Sunnah hal. 16. [11]. Jaami’ul Uluum wal Hikam hal. 495 oleh Ibnu Rajab, tahqiq dan ta’liq Thariq bin Awadhullah bin Muhammad, cet. II-Daar Ibnul Jauzy-th. 1420 H. [12]. Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil Aqiidah. [13]. Syarhul Aqiidah al-Waasithiyyah hal. 61 oleh Khalil Hirras. [14]. Beliau adalah seorang Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib al-Hadzali, Abu Abdirrahman, pimpinan Bani Zahrah. Beliau masuk Islam pada awal-awal Islam di Makkah, yaitu ketika Sa’id bin Zaid dan isterinya -Fathimah bintu al-Khaththab- masuk Islam. Beliau melakukan dua kali hijrah, mengalami shalat di dua Kiblat, ikut serta dalam perang Badar dan perang lainnya. Beliau termasuk orang yang paling alim tentang Al-Qur-an dan tafsirnya sebagaimana telah diakui oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau dikirim oleh Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu ke Kufah untuk mengajar kaum Muslimin dan diutus oleh Utsman Radhiyallahu anhu ke Madinah. Beliau Radhiyallahu anhu wafat tahun 32 H. Lihat al-Ishaabah II/368 no. 4954. [15]. Al-Baa’its alaa Inkaaril Bida’ wal Hawaadits hal. 91-92, tahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman dan Syarah Ushuulil I’tiqaad karya al-Lalika-i no. 160. [16]. HR. Al-Bukhari no. 3641 dan Muslim no. 1037 174, dari Mu’awiyah Radhiyallahu anhu. [17]. HR. Muslim no. 145 dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. [18]. HR. Ahmad II/177, 222, Ibnu Wadhdhah no. 168. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad VI/207 no. 6650. Lihat juga Bashaa-iru Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyyati Manhajas Salaf hal. 125. [19]. HR. Abu Ja’far ath-Thahawi dalam Syarah Musykilil Aatsaar II/170 no. 689, al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah no. 173 dari Sahabat Jabir bin Abdillah a. Hadits ini shahih li ghairihi karena ada beberapa syawahidnya. Lihat Syarah Musykilil Aatsaar II/170-171 dan Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah no. 1273. [20]. HR. At-Tirmidzi no. 2630, beliau berkata, “Hadits ini hasan shahih.” Dari Sahabat Amr bin Auf Radhiyallahu anhu [21]. Sunan at-Tirmidzi Kitaabul Fitan no. 2229. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany rahimahullah I/539 no. 270 dan Ahlul Hadiits Humuth Thaa-ifah al-Manshuurah karya Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi al-Madkhali. [22]. Lihat kembali biografi beliau t pada catatan kaki no. 14. [23]. Lihat Siyar A’laamin Nubalaa’ X/60. [24]. Al-Fishal fil Milal wal Ahwaa’ wan Nihal II/271, Daarul Jiil, Beirut. [25]. Beliau adalah seorang Sahabat yang mulia dan termasuk orang pilihan. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib al-Hasyimi al-Qurasyi, anak paman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, penafsir Al-Qur-an dan pemuka kaum Muslimin di bidang tafsir. Dia diberi gelar ulama dan lautan ilmu, karena luas keilmuannya dalam bidang tafsir, bahasa dan syair Arab. Beliau dipanggil oleh para Khulafaur Rasyidin untuk dimintai nasehat dan pertimbangan dalam berbagai perkara. Beliau Radhiyallahu anhuma pernah menjadi gubernur pada zaman Utsman a tahun 35 H, ikut memerangi kaum Khawarij bersama Ali, cerdas dan kuat hujjahnya. Menjadi Amir di Bashrah, kemudian tinggal di Thaif hingga meninggal dunia tahun 68 H. Beliau lahir tiga tahun sebelum hijrah. Lihat al-Ishaabah II/330, no. 4781. [26]. Lihat Tafsiir Ibni Katsiir I/419, cet. Darus Salam, Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah I/79 no. 74. [27]. Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah I/71 no. 49 dan 50. [28]. Beliau adalah Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud at-Tamimi rahimahullah, seorang yang terkenal zuhud, berasal dari Khurasan dan bermukim di Makkah, tsiqah, wara’, alim, diambil riwayatnya oleh al-Bukhari dan Muslim. Lihat Taqriibut Tahdziib II/15, no. 5448, Tahdziibut Tahdziib VII/264, no. 540 dan Siyar A’laamin Nu-balaa’ VIII/421. [29]. Tahqiq dan takhrij Syaikh al-Albani rahimahullah. [30]. Beliau rahimahullah adalah seorang Imam yang luar biasa dalam kecerdasan, kemuliaan, keimaman, kewara’an, kezuhudan, hafalan, alim dan faqih. Nama lengkapnya Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asad asy-Syaibani, lahir pada tahun 164 H. Seorang Muhaddits utama Ahlus Sunnah. Pada masa al-Ma’mun beliau dipaksa mengatakan bahwa Al-Qur-an adalah makhluk, sehinga beliau dipukul dan dipenjara, namun beliau menolak mengatakannya. Beliau tetap mengatakan Al-Qur-an adalah Kalamullah, bukan makhluk. Beliau wafat di Baghdad. Beliau menulis beberapa kitab dan yang paling terkenal adalah al-Musnad fil Hadiits Musnad Imam Ahmad. Lihat Siyar A’laamin Nubalaa’ XI/177 no. 78. [31]. Lihat kitab Shariihus Sunnah oleh Imam ath-Thabary rahimahullah. [32]. Lihat kitab Wasathiyyah Ahlis Sunnah bainal Firaq karya Dr. Muhammad Baa Karim Muhammad Baa Abdullah hal. 41-44. [33]. Lihat pembahasan tentang berbagai perbedaan pokok antara Ahlus Sunnah dengan Asy’ariyyah dalam kitab Manhaj Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah wa Manhajil Asyaa’irah fii Tamhiidillaahi Ta’aalaa oleh Khalid bin Abdil Lathif bin Muhammad Nur dalam 2 jilid, cet. I/ Maktabah al-Ghuraba’ al-Atsariyyah, th. 1416 H. Home /Kitab Aqidah Syarah... /Definisi Salaf , Definisi... Apa bedanya salafi dengan Aswaja? Jika ASWAJA adalah murni pengikut sunnah Rasul atau Jalan, cara seperti Rasullah semasa hidup, Sedangkan SALAFI sebutan lain dari WAHABI, muncul ketika pemerintahan Syaikh Abdullah al-Harari dipelopori Muhammad bin Abdul Wahhab. Apakah salafi itu Ahlussunnah wal Jama ah? Jadi salafiyun adalah mereka yang meniti jalan beragamanya salaf yaitu dengan selalu mengikuti Al Qur'an dan As Sunnah, juga mereka mendakwahkan Al Qur'an dan As Sunnah dan mereka pun mengamalkan keduanya. Oleh karena itu, salafiyun adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Apa yang disebut Aswaja? Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah Aswaja adalah salah satu aliran pemahaman teologis Aqiedah Islam. Selain Aswaja ada faham-faham teologi lain seperti Khawarij, Murji'ah, Qadariyah, Jabariyah dan Syi'ah. Apa Perbedaan Wahabi dan Aswaja? Perbedaan Aswaja dan Wahabi 1. Selain Al-Qur'an dan Hadits, referensi tambahan dari Aswaja adalah Ijma' dan Qiyas sedangkan Wahabi hanya berkutat pada Al-Qur'an dan Hadits Sunnah. 2. Aswaja sangat mencintai Ahlul Bait atau keturunan nabi seperti habaib, Syarif dan Sayyid sedangkan Wahabi sangat membencinya.
PengertianPendidikan Agama Islam. Pendidikan agama Islam memuat dua kata yang digabung menjadi satu yakni pendidikan dan agama Islam. Yang mana dari dua kata tersebut mempunyai makna yang berbeda-beda. Maka dari itu, pertama-tama dibutuhkan pengertian yang logis terhadap pendidikan agama Islam. Apa itu pendidikan?
Mungkin org org yang awam tidak begitu menyadari perbedaan besar antara akidah yang dijalani Ahlusunnah wal jamaah dengan Akidah Ala wahabi. Sehingga sebagian diantarnya ada yang berhujah dengan keduanya karna tidak bisa membedakannya dan akibatnya..terjadi kerancuan bahkan menimbulkan kesalah pahaman yang makin org semacam ini..hanya mengikuti saja pendapat sebagian org tanpa berfikir jauh jika ada hal yang salah dalam pemahamnnya. Lucunya lagi ada yang mengaku Ahlusunnah wal jama`ah..namun apa yang ia sampaikan..justru paham paham wahabi. Ada pula wahabi wahabian..alias pengikut taglid yang sebenarnya tidak byk paham akidah wahabi namun kemudian malah apa yang ia utarakan..justru paham paham Ahlususnnah wal jama`ah…yang dia anggap itu ajaran celakanya lagi ia ngotot mempertahankannya dgn mengatakan “ Inilah akidah wahabi yang benar. Untuk memahami apa sebenarnya yang menjadi pokok persoalan antara ahlusunnah wal jam`ah dgn wahabi, berikut ini penulis mencoba menjelaskan sebagian dari permasalahan itu ; 1/ Persoalan MAHA SUCI ALLAH DARIPADA SIFAT DUDUK atau BERSEMAYAM Pendapat Aswaja Menganggap atau mengatakan bahwa Allah duduk atau bersemayam di atas arasy atau di atas kursi Adalah suatu hal yang keliru karna yang demikian itu adalah sifat makhluk Allah bukan sipat Allah. DALILNYA Firman Allah Ta’ala “DiaAllah tidak menyerupai sesuatu pun daripada makhlukNya,baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”Asyura ayat11 Pendapat Wahabi Wahabi menyamakan Allah dengan manusia dan juga berkata“Allah duduk di atas kursi” RUJUKANNYA lihat Kitab mereka Fathul Majid,Karangan Abdul Rahman bin Hasan bin Mohd bin Abdul wahab,m/s356,Cetakan Darul Salam,Riyadh. Arab saudi 2/ Persoalan MAHA SUCI ALLAH dan JISIM Pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak sama dengan makhlukNya, Dia tidak mempunyai anggota dan jisim sebagaimana Yang dimiliki oleh makhluk. DALILNYA . Firman Allah Ta’ala_ ليس كمثله شى Maksudnya “Dia Allah tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidakada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.Asyura ayat11 Pendapat Wahabi Ibnu Baz berkata “penafian jisim dan anggota bagi Allah adalah suatu yang dicela” Rujukannya lihat Kitabnya Tanbihat Fi Rod Ala Man Taawwal Sifat,m/s 19, karangan Ibnu Baz, terbitan Riasah Ammah lilifta’Riyadh. Arab saudi 3/ Persoalan MAHA SUCI ALLAH DARI TEMPAT Pendapat Aswaja Allah Ta’ala wujud tanpa tempat, karena Dia yang menjadikan tempat yang mempunyai batasan batasan,kadar tertentu dan bentuk sedangkan Allah tidak bisa disifatkan sedemikian. Dalilnya Sabda Nabi “Allah wujud pada azaladaNya tanpa permulaan,dan belum wujud sesuatu selainNya” al-Bukhari,isnad sahih Pendapat Wahabi Ibnu Baz mengatakan bahwa zat Allah Ta’ala itu di atas arasy salah satu rujukannya Lihat Majalah Haji, Nomor 49, juzuk 11 tahun 1415 hijrah,m/s 73 -74 Makkah. Arab saudi 4/ Persoalan TENTANG ABU JAHAL dan ABU LAHAB Pendapat Aswaja Abu jahal dan Abu lahab bukanlah dari kalangan orang Islam sebagaimana di jelaskan dalam Alquranul kariim dan tidak bisa terbantahkan kekuatan firman Allah. Dalilnya Firman Allah Ta’ala mengenai Abu lahabMaksudnya kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.Almasad ayat 3 Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa Abu jahal lebih mulia dan mengamalkan serta peng-ESA-an tauhid mereka kepada Allah daripada orang Islam umumnya yang mengucap dua kalimah syahadah. yang dimaksudkan dengan orang Islam di sini ialah mereka yang bertawassul dengan wali-wali dan para solihin dimana pengertian tawasul menurut wahabi seperti menyembah berhala,Batu,org mati atau sejenisnya Rujukan mereka Lihat Kitab mereka Kaifa Nafham Attauhid,Karangan Mohd Basmir,m/s 16 Riyadh. Arab saudi 5/ Persoalan TENTANG ULAMA Asya’irah dan Maturidiah Pendapat Aswaja Pengikut Asya’irah dan Maturidiah adalah golongan Ahlus Sunnah wal jama’ah Rujukannya Al hafiz Murtadha jika disebut Ahlus sunnah wal- jamaah yang dimaksudkannya ialah Asyairah dan Maturidiah kitab Ithaf sadatil Muttaqin Pendapat Wahabi Sholeh bin Fauzan wahabi berkata“pengikut Asya’irah dan Maturidi tidak layak digelar sebagai Ahlussunnah wal jamaah Rujukannya Kitabnya Min Masyahir Almujaddidin Fil Islam,m/s 32, terbitanRiasah Ammah lilifta’Riyadh. Arab saudi 6/ persoalan NABI ADAM Pendapat Aswaja Ijma’ ulama mengatakan bahawa Adam adalah nabi Dalilnya ”dari Abi umamah, seorang lelaki bertanya nabi “wahai rasulullah adakah Adam itu seorang nabi”? Beliau menjawap “ya, diturunkan wahyu kepadanya” Ibnu Hibban. Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa Adam bukanlah nabi ataupun rasul Rujukannya kitab mereka Al-iman Bil Anbiya’ Jumlatan,Karangan Abdullah bin Zaid,cetakan Maktabah Islami, Beirut. 7/ Persoalan PENGIKUT Imam Asy’ari Pendapat Aswaja Pengikut-pengikut Imam Asy’ari adalah golongan umat Islam dalilnya Ahlus Sunnah wal Jama’’ah di kalangan umat Islam di seluruh dunia adalah golongan asy’ari dan maturidi dan tidak dkatakan Islam jika mereka tidak mengucapkan dua kalimah shahadat sebagi tanda perkara kadar keIman mereka hanya Allah yang memutuskan. Pendapat Wahabi Wahabi berdusta dengan mengatakan bahawa kebanyakan Ahlus Sunnah mengkafirkan pengikut asya’irah. Rujukannya Kitab mereka Fathul Majid,Karangan Abdul Rahman m/s 353 Terbitan maktabah Darul Salam, Riyadh. Arab saudi 8/ Persoalan BERSHOLAWAT KPD NABI Pendapat Aswaja Boleh melafazkan selawat atas hal lain yang perlu diketahui, tidak sempurna Sholat seorang hamba Allah tanpa sholawat dan salam ketika duduk tahyat awal/akhir dan ketika mengakhiri sholat. Dalilnya Lafaz selawat ini tidak terbantahkan dengan penjelasan Al-quran dan hadist Pendapat wahabi Ibnu Baz berkata “lafaz selawat itu adalah syirik” Rujukan mereka lihat Kitab mereka Kaifa Ihtadaitu Ila Tauhid,Karangan Mohd Jamil Zainu, m/s 83 dan 89,TerbitanDarul Fatah 9/ Persoalan API NERAKA & ORANG KAFIR. Pendapat Aswaja Api neraka tidak akan fana’ binasa, dan azab siksaan terhadap orang-orang kafir akan berkekalan selama lamanya Dalilnya Firman Allah “Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala,mereka kekal di dalamnya selamalamanya,mereka tidak memperolehi perlindungan maupun penolong”.al Ahzab ayat 65 Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa api neraka itu akan binasa dan orang-orang kafir itu tidak diazab selama-lamanya. Rujukannya Kitab mereka Qaulul Mukhtar Li Fanainnar,Karangan Abdul karim alhamid,m/s 8, Arab saudi 10/ Persoalan ALLA TA’ALA TDK SAMA DG SESUATU YG BARU Pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak menyerupai manusia kerana Dia pencipta mereka, dan pencipta itu tidak menyamai apa yang diciptakan makhluk, Dia bukanlah zat yang bergambar, berbentuk dan tidak mempunyai kadar yang tertentu. Dalilnya Firman Allah _ ليس كمثله شى Maksudnya “Dia Allahtidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi mahupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.Asyura ayat11 Pendapat Wahabi Wahabi mendakwa bahwa Allah mencipta manusia sama dengan rupa bentukNya. Rujukannya lihat asli Kitab mereka Aqidah Ahlul Iman Fi Khalq Adam Ala Suratir Rahman,Karangan Mahmud Al Tuwaijiri,m/s 76Arab saudi kitab ini dipuji oleh Ibnu baz 11/ Persoalan Lafaz LAILA HA ILLALLAH Pendapat Aswaja Berzikir dengan lafaz ini sebanyak byknya adalah diharuskan karna tercantum dalam printahNya. Dalilnya “Wahai orangorang yang beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak banyaknya”. al Ahzab ayat 41 Pendapat Wahabi berkata“ini adalah bid’ah dari golongan yang jahil yang keluar daripada landasan syariat kepada zikir yang mensyirikan Allah” Dalilnya Kitab mereka Halaqat Mamnu’ah,Karangan Husam Aqod, m/s 25,terbitan Darul Sahabah, Tonto. 12/ Persoalan THORIQOH SUFI Pendapat Aswaja Tarikat-tarikat sufi adalah benar kecuali yang menyeleweng dari Al quran dan Sunnah Dalilnya Nabi bersabda “Barangsiapa yang mengadakan dalam Islam perkara yang baik baginya pahala dan pahala bagi mereka yang beramal dengannya” Muslim isnad sahih Pendapat Wahabi Wahabi berkata “perangilah golongan sufi sebelum kamu memerangi yahudi,sesungguhnya sufi itu adalah roh yahudi. Rujukannya Kitab merekaMajmu’ul Mufid Min’ Aqidatit Tauhid, m/s102, Maktabah Darul Fikr, RiyadhArab saudi 13/ Persoalan MAKNA ISTIWA’ Pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak disifatkan duduk di atas arasy dalilnya Setiap yang bersifat duduk di atas sesuatu itu sama sipat makhlukNya baik lebih besar atau kecil dari, semua itu adalah sifat-sifat jisim yang mempunyai kadar yang tertentu, sedangkan Allah Ta’ala maha suci dari perkara-Perkara tersebut. Dan tiadk mungkin sama dgn MakhlukNya . Allah berfirman “Dia Allah tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.Asyura ayat11 Imam al-Syafiiyy rahimahullah yang wafat pada 204 Hijriyyah pernah berkata “Dalil bahawa Allah wujud tanpa tempat adalah Allah Ta’ala telah wujud dan tempat pula belum wujud, kemudian Allah mencipta tempat dan Allah tetap pada sifat-Nya yang azali sebelum terciptanya tempat, maka tidak harus berlaku perubahan pada zat-Nya dan begitu juga tiada pertukaran pada sifat-Nya.”Kenyataan Imam al-Syafiiyy ini dinyatakan oleh Imam al-Hafiz Murtadha al-Zubaydiyy di dalam kitab beliau berjudul Ithaf al-Sadah al-Muttaqin نيقتملا ةداسلا فاحتإ , juzuk kedua, mukasurat 36, cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah. Pendapat Wahabi Wahabi beriktikad bahwa Allah Ta’ala duduk di atas arasy. Rujukan mereka Kitab merekaNazarot Wa Ta’aqubat Ala Ma Fi kitab Assalafiah,Karangan Soleh Fauzan, m/s 40 Darul Watan Riyadh. 14/ Persoalan AL KURSI Pendapat Aswaja Al Kursi adalah jisim yang besar berada di atas arasy, dicipta oleh Allah tanpa berhajat kepadanya dalilnya “Dan kursi milik Allah itu seluas langit dan bumi” Pendapat Wahabi Kata Usaimin wahabi “Al Kursi itu adalah tempat letak kedua kaki Allah”. dalilnya Kitabnya Tafsir Ayat, Kursi,m/s 19, Maktabah Ibnu Jauzi. Arab saudi 15/ Persoalan TENTANG ALAM Pendapat Aswaja Alam itu jenisnya dan afradnya benda-benda yang terdiri daripadanyasemua itu adalah ciptaan Allah dalilnya Firman Allah_ لله خالق كل شى _ Maknannya “ Allah pencipta segala sesuatu”.Azzumar ayat 62 Pendapat Wahabi sama dengan tanggapan ahli falsafah yang mengatakan bahawa jenis alam itu adalah azali tidak ada permulaan. Anggapan mereka ini memberi arti bahwa sebelum kewujudan makhluk ini ada makhluk dan sebelumnya ada makhluk yang lain dan begitulah seterusnya tanpa permulaan. dalilnya Kitab Syarah Attohawiah,Karangan Ibnu Abil Iz,m/s132, Maktabah Islami,Beirut kitab ini dipuji oleh Ibnu Baz 16/ Persoalan BERTAWASUL DG KEMULIAAN NABI Pendapat Aswaja Orang Islam dibolehkan berdoa dengan doa ini “Ya Allah dengankemulianا nabi Muhammad sembuhkanlah penyakitku” dalilnya Hadis doa keluar masjid “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan berkat kebenaran orang-orang yang meminta kepada Mu” Ibnu Majah pendapat wahabi Soleh bin Fauzan dan selainnya dari golongan wahabi mengatakan bahawa tidak boleh betawasul dengan kemulian nabi. Dalilnya Kitabnya Attauhid,m/s 70,Riyadh. Arab saudi 17/ Persoalan PERNIKAHAN Pendapat Aswaja Perempuan muslimah boleh Menikah dengan lelaki muslim walaupun lalai dalam Sholat. Dalilnya Tidak menjadi kafir mereka yang meninggalkan sembahyang berjemaah selagi mereka tidakmengatakan sembahyang itu tidak wajib, dan mereka boleh tetap menikah dengan sesama mereka sesama muslim. Pendapat Wahabi Ibnu Baz berkata”tidak boleh menikah dgn mereka yang meninggalkan sembahyang berjema’ah” dalilnya Kitab Fatawal Mar’ah,m/s 103,Darul Watan, Riyadh. Arab saudi 18/ Persoalan MELAFAZKAN BISMILAH’ KETIKA MAKAN Pendapat Aswja tidak ada larangan mengucapkan bismillah ketika mulai makan atau memulai suatu pekerjaan. dalilnya tidak ada satupun hadist yang menghramkan hal demikian Pendapat Wahabi membaca dengan sempurna bismillahi rokhmanirokhim.. adalah salah dan adalh bida’h yang dicela dan harus dicegah. Dalilnya Kitab merekaAkhto Syaiah,Karangan Mohd Zaino,m/s 68 Arab saudi 19/ Persoalan Mentakwil ayatayat mutasyabihah nnas-nas Al quran yang tidak diketahui maknanya atau mengandungi lebih dari satu makna tetapi perlu dilihat makna yang sesuai dengan ayat tersebut Pendapat Aswja Boleh mentakwilkan ayat-ayat Al quran dan hadis-hadis Nabi yang berbentuk mutasyabihat selagi takwil tersebut tidak menyimpang dengan Al Quran dan bahasa quran itu sendiri. Dalilnya Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran” Ibnu Majah.Sebahagian ulama salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah Pendapat Wahabi Wahabi menyifatkan Ahlus Sunnah sebagai golongan kafir karena mentakwil ayat-ayat mutasyabihah dalilnya KitabQawaidul Mithly,Karangan Usaimin,m/s 45, Riyadh Arab saudi 20/ Persoalan GERAK ALLAH pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak disifatkan dengan bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang tidak boleh menduga duga hal demikian. dalilnya telah bersepakat para ulama non wahabi bahwa pergerakan itu adalah dari sifat makhlukNya. Pendapat wahabi Wahabi mengatakan bahawa Allah bergerak. bergerak dari sudut atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Dalilnya Kitab mereka Fatawa Aqidah,Karangan Usaimin,m/s 742. Arab saudi 21/ Persoalan MENZIARAHI MAKAM NABI & MUSLIM LAIN BAGI WANITA Pendapat Aswaja tidak ada larangan bagi wanita menziarahi kubur nabi dan kubur orang –orang Islam Dalilnya Saidatuna Aisyah bertanya kepada Rasulullah “Apakah yang perlu dia Aisyahkatakan ketika menziarahi kubur”, maka Rasulullah menjawab “katakanlah مسلمين __ لمؤمنين _ م _ لديا _ هل .. على .. لسلا Muslim Pendapat wahabi Usaimin wahabi berkata“perbuatan menziarahi kubur bagi perempuan itu adalah haram,dosa besar dan kafir walaupun menziarahi kubur nabi” Dalilnya Lihat kitabFatwa Muhimmah,m/s 149-150, cetakan Riyadh. Arab saudi 22/ Persoalan Allah Ta’ala tidak diliputi oleh enam arah penjuru atas,bawah,kiri kanan,depan dan belakang Pendapat Aswaja Allah Ta’ala ada tanpa diliputi oleh arah penjuru, adaNya tanpa bertempat tidak di arasy dan tidak dilangit Dalilnya Rasulullah bersabda “Engkau al zohir setiap sesuatu menunjukan akan wujudNya, tidak ada sesuatu di atasMu, dan engkau Al Batin yang tidak dapat dibayangkan,tidak ada sesuatu dibawahMu”. jikalau tidak ada sesuatu di atasNya dan di bawahNya berarti Allah tidak berada di tempat. Imam yang terkenal dengan karangan kitab aqidah beliau berjudul Aqidah al-Tahawiyyah ةيواحطلا ةديقع bernama Imam al-Hafiz Abu Jafar al-Tahawiyy wafat pada 321 Hijriyyah merupakan ulama Salaf telah menyatakan dalam kitab beliau tersebut pada halaman 15, cetakan Dar al-Yaqin yang bermaksud “Allah tidak berada tidak diliputi pada enam penjuru atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang seperti sekalian makhluk.”. Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa zat Allah berada di atas arasy Dalilnya Kitab merekaFatawa Aqidah,Karangan Usaimin,m/s Arab saudi 23/ Persoalan JENGGOT LAKI-LAKI Pendapat Aswaja Memendekkan janggut yang panjang agar kelihatan rapi adalah dibolehkan. dalilnya Ibnu Omar sahabat Nabi pernah suatu ketika dia menggenggamkan janggutnya dan memotong janggut yang melebihi genggamannya Abu Daud Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa haram memotong janggut walaupun sedikit pada semua keadaan,sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu pemimpin mereka mereka Ibnu Baz. dalilnya lihat KitabnyaTahqiq Wal Idhoh Likasir Min Masail Alhaj Wal Umrah wazziarah,m/s 16. Arab saudi 24/ Persoalan MELETAKAN PELEPAH DIATAS MAKAM Pendapat Aswaja Meletakan pelepah tamar atas kubur orang Islam adalah dibolehkan Dalilnya Dalam riwayat Bukhari terdapat hadis yang menceritakan bahawa pernah satu ketika nabi lalu di tepi dua kubur, kemudian mengambil pelepah tamar lalu mematahkannya dan meletakkan setiap pelepah ke atas dua kubur itu lalu bersabdaله يخفف عنهما – لع “mudah-mudahan diringankan azab mereka” Bukhari isnad sahihwahabi menghukum kafir Bukhari maka hadis ini di anggap Dlaif oleh Muhammad bin Abdul wahab pendiri wahabi Pendapat wahabi Ibnu Baz berkata”meletakan pelepah tamar di atas kubur bukanlah suatu perkara yang disyariatkan” dalilnya Lihat ktab aslinya “ Ta’liq Ibnu Baz dalam kitab Fathul Bari,Darul Ma’rifah, Beirut 25/ persoalan MAZHAB Pendapat Aswaja 4 madzab adalah generasi penerus akidah Ulama Salaf sebagaimana penjelasn sunnah Rasullullah yang menjadi pembimbing umat islam kearah yang benar menurut sunnah bukan syirik dalil ijma kebanyakan ulama sepakat Pendapat wahabi “Mengikut mana-mana mazhab adalah syirik.” Dalilnya kitabnya al-Din al-Khalis صلاخلا نيدلا , juzuk 1, halaman 140 dan 160, cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah. 26/ Persoalan SITI HAWA ISTRI NABI ADAM Pendapat Aswaja Istri nabi Adam adanlah ibu seluruh bani adam dan bukan pelaku syirik Dalilnya Sunnah rasulullah dan Alquran Sudah jelas. Pendapat Wahabi “Sesungguhnya syirik itu berlaku kepada Hawwa.”. Rujukannya kitabnya al-Din al-Khalis صلاخلا نيدلا , juzuk 1, .140 dan 160, cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah apakah umat muslim terhukum kafir Pendapat Aswaja Tidak semua bisa dihukum kafir musyrik karna lalai dalam ibadah atau karna kesalahan yang tidak disengaja sesungguhnya manusia itu tidak luput dari sipat lalai dan dia keluar dari islam atau mendustakan Allah. Pendapat Wahabi Muhammad bin Abd al-Wahhab berkata Aku membawa kepada kamu semua agama yang baru dan manusia selain pengikutku adalah kafir musyrik.” dalilnya kitabnya al-Durar al-Saniyyah Fi al-Radd Ala al-Wahhabiyyah ةيباهولا ىلع درلا يف ةينسلا رردلا , surat 42“ ===================================== Demikian sebagian contoh yang dapat penulis kemukakan. ada byk sekali perbedaan antara keduanya..terutama memahami perkara Bid`ah walaupun keduanya sama sama sepakat mengakui adanya Bid`ah dan pada uraian ini hanya sekedar bahan renungan kita atas hujah hujah para Ulama Ahlsuunnah wal jama`ah dan pada Akhirnya..silahkan anda analisa sendiri apa yang anda anggap benar dan menyimpang dan dari uraian diatas sbenarnya cukup dalam hujah satu sisi..dgn hadist dan qur`an, disisi lain dgn kitab Ulama pemimpin mereka yang bisa anda lihat sendiri kitab anda berada di Arab silahkan kunjungi Perpustakaan kerajaan saudi dan buku buku agama golongan wahabi di pusat perbelanjaan di jeddah dan syukur jika terdapat di indonesia. Salam Ukhuwah
ygmasa kini diantaranya Ibn Baz, dan Abdurrahman assudaisiy, yg suaranya banyak di stel oleh masjid masjid ahlussunnah waljamaah, tanpa mereka tahu bahwa Abdurrahman assudeisiy itu wahabi yg telah mengarang suatu buku yg menjatuhkan hadits hadits shahih pada Shahih Bukhari. banyak muslimin ahlussunnah waljamaah tidak tahu itu, BedaAswaja dengan Wahhabi Beda Aswaja dengan Wahhabi dan sekolah2 / pesantren yang didanai Arab Saudi atau Qatar itu memakai paham Wahabi. Jika tidak mengajarkan Sifat 20 dan sebagai ganti yang diajarkan adalah Tauhid Uluhiyah, Rububiyah, dan Asma wa Shifat, berarti sekolah tsb memakai paham Wahabi. (yang Muslim), maka pasti Penulis Rusdian Malik Berikut perbedaan sikap kaum salafi dan HTI: Salafi, mereka lebih fokus ke akidah dan ibadah, memurnikan dari sgala bid’ah dan penyimpangan.Mereka fokus dalam dakwah aja agar antum dapat hidayah. Meski berasa kayak hidup ke masa lalu kayak abad ke-6 atau ke-7 masehi lagi ya, tak apa-apa ikhwan fillah kaum
BeliDISKURSUS Qadha dan Qadar Silang Pendapat Antara Aswaja Salafi Wahabi & HTI. Harga Murah di Lapak Musi Bookstore. Telah Terjual Lebih Dari 1. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak.
LIVE] “PERJANJIAN DENGAN ALLAH DAN RASULNYA” | Kitab TAUHID | Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A 12 months ago [LIVE] Jangan Berburuk sangka Kepada Allah – Ust Dr. Firanda Andirja M.A f0Ek1S.
  • wcb08bvrzi.pages.dev/997
  • wcb08bvrzi.pages.dev/300
  • wcb08bvrzi.pages.dev/216
  • wcb08bvrzi.pages.dev/2
  • wcb08bvrzi.pages.dev/289
  • wcb08bvrzi.pages.dev/274
  • wcb08bvrzi.pages.dev/869
  • wcb08bvrzi.pages.dev/546
  • wcb08bvrzi.pages.dev/579
  • apa itu aswaja dan salafi