April25th, 2018 - Fungsi dan Hikmah Iman Kepada Kitab Allah 1 Fungsi Iman Kepada Kitab kitab Allah · Meningkatkan kualitas kehidupan priba''Hikmah Beriman Kepada Rasul Alllah 13ND 4 / 13 May 1st, 2018 - Hikmah beriman kepada rasul Allah SWT dalam kehidupan antara lain sebagai berikut'
Iman kepada Rasul merupakan rukum iman yang ke 4. Sebelumnya kita kan udah belajar tentang rukum iman yang ke 3 yaitu iman kepada Kitab Allah. Saat di SMP maupun tingkat SMA pasti sudah pernah mendapat materi pembelajaran Pendidikan Agama yang satu ini. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir. Rasul adalah manusia pilihan Allah yang diangkat sebagai utusan dengan tujuan menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman hidup. Sedangkan Nabi adalah Manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri tapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pada umatnya. Tentunya, kita juga akan memberikan beberapa dalil naqli yang ada untuk menambahkan pemahaman teman-teman Rukun Iman Sebelumnya Iman Kepada Allah Iman Kepada Malaikat Allah Hari ini kita akan membahas tentang Pengertian Iman Kepada RasulDalil NaqliTugas Para RasulFungsi Iman Kepada Rasul AllahHikmah Diutusnya Rasul AllahTanda-tanda beriman kepada Rasul Allah pengertian iman kepada rasul Pertama kita akan membahas mengenai pengertiannya. Iman Kepada Rasul menurut Bahasa Arab merupakan Percaya Secara istilah atau luasnya, iman kepada rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Rasul itu benar-benar utusan Allah yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Ada juga sebutan Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang tinggi dalam menyampaikan risalah pada umatnya. 5 Nabi Ulul Azmi Nabi Nuh As. Nabi Ibrahim As. Nabi Musa As. Nabi Isa As. Nabi Muhammad Saw. Dengan mengimani Rasul Allah SWT. adalah kewajiban semua umat Islam karena merupakan rukun Iman yang ke 4. Hal ini diperkuat dalam dalil Naqli pada Al-Quran Dalil Naqli dalil naqli iman kepada rasul 1. Surah Al-An’am Ayat 48 Quran Surah Al-An’am ayat 48 Artinya “Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”QS. Al An’am 6 48. 2. Surah An-Nisaa Ayat 136 Quran Surah An-Nisaa Ayat 136 Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad dan kepada Kitab al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” An-Nisa/4 136 Tugas Para Rasul menyampaikan ajaran kepada manusia dan mengajaknya ke jalan yang benar membimbing manusia ke dalam kebaikan dan menjauhi kejahatan membawa kabar gembira surga dan peringatan neraka memperbaiki kondisi umat manusia memberikan teladan yang baik Fungsi Iman Kepada Rasul Allah fungsi beriman kepada rasul Ada banyak fungsi beriman kepada Rasul Allah, diantaranya yaitu Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar manusia pilihan Allah Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul Mempercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya Lebih mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup Mendapat rahmat Allah Mengerti tatacara bertauhid, beriman / ber’aqidah dan beribadah yang benar Tuntunan menuju jalan yang benar untuk keselamatdunia akhirat Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat sempurna-Nya Dapat membedakan antara yang benar baik dan yang salah buruk Hikmah Diutusnya Rasul Allah hikmah datangnya rasul Sebagai suri tauladan yang baik untuk manusia Mengeluarkan manusia dari kebiasaan menyembah selain Allah Menjelaskan kepada manusia tentang ghaib yang tidak bisa masuk dalam akal pikiran Untuk menegakan hujjah atas manusia, agar tidak membantah perintah Tuhan Membersihkan, mensucikan dan menjauhi dari sesuatu yang merusak Tanda-tanda beriman kepada Rasul Allah teguh keimanannya terhadap Allah SWT mempercayai ajaran yang disampaikan para rasul mengamalkan ajaran para rasul menjadikan rasul sebagai teladan hidup, baik sebagai pribadi maupun pemimpin umat Ayo sama-sama belajar mengenai Rukun Iman di Iman Kepada Kitab Allah Iman Kepada Hari Akhir Originally posted 2019-12-12 211746.
AnNisa : 136) Hadits Nabi SAW : Artinya : "teritahukan aku tentang iman, lalu beliau bersabda : "engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk". (HR. muslim) b. Dalil Aqli.
KATA PENGANTARPuji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Iman Kepada Allah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah PAI yang berjudul Makalah Iman Kepada Allah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman Kepada Allah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman Kepada Allah ini dapat bermanfaat bagi kita Juni 2023PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanBAB II PEMBAHASANA. Pengertian Iman kepada AllahB. Tanda-tanda Adanya Allah1. Dalil Fitrah2. Dalil Akli Akal3. Dalil NaqliC. Sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Quran1. Wujud Ada2. Qidam Terdahulu3. Baqa Kekal4. Mukhalafatu lil Hawadisi Berbeda dengan Semua Makhluk5. Qiyamuhu Binafsihi Berdiri Sendiri6. Wahdaniyah Maha Esa7. Qudrat Kuasa8. Iradat Berkehendak9. Ilmu Mengetahui10. Hayat Hidup11. Sama Mendengar12. Basar Melihat13. Kalam BerfirmanD. Hikmah Iman kepada AllahE. Meningkatkan Iman kepada AllahF. Perilaku yang Mencerminkan Keyakinan akan Sifat-sifat AllahBAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKADownload Contoh Makalah Iman Kepada IPENDAHULUANA. Latar BelakangAlam semesta beserta isinya, termasuk manusia, merupakan bukti adanya Sang Pencipta sekaligus sebagai pengaturnya. Setiap muslim pasti mengakui bahwa Allah-lah Maha Pencipta dan Pengatur segala sesuatu. Pengakuan tersebut merupakan salah satu wujud keimanan seseorang. Bagi seorang muslim, keimanan kepada Allah merupakan unsur iman yang paling penting. Wajib bagi seorang muslim mempercayai Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Bagaimana cara mempercayai adanya Allah dan kekuasaan Allah?Manusia tak mungkin mampu melihat wujud Allah secara langsung, karena dalam sebuah kisah di Al-Qur’an, ketika Allah menampakkan diri kepada gunung pun, gunung tersebut luluh dan hancur. Seorang Nabi, yaitu Musa pun tak mampu menyaksikan Allah secara langsung. Allah memberikan petunjuk kepada manusia untuk memahami Dzat Allah melalui ayat-ayat Al-Qur’an beserta tanda-tanda di alam dasarnya manusia memerlukan bekal untuk mengarungi kehidupan di dunia maupun akhirat. Iman merupakan bekal utama bagi seseorang untuk menentukan arah kehidupannya. Hidup tanpa dilandasi iman ibarat orang tersesat. Orang tersesat tidak mengerti arah mata angin dan tidak tahu ke mana harus melangkah. Betapa pentingnya masalah keimanan ini sehingga sebagai muslim kita semua harus betul-betul memahami hakikat iman, cara beriman, dan kepada siapa kita harus harfiah iman berarti percaya, sedangkan menurut istilah, iman berarti percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Tanda-tanda keimanan dalam diri seseorang dapat terlihat dari amal perbuatan yang dikerjakan karena kepribadian diri seseorang merupakan pancaran dari iman yang ada di dalam diri seseorang. Iman kepada Allah Swt. merupakan pokok dari seluruh iman yang tergabung dalam rukun iman. Dengan demikian, keimanan kepada AllahSwt. harus tertanam dengan benar kepada diri seseorang. Sebab jika iman kepada Allah Swt. tidak tertanam dengan benar, kekeliruan ini akan berlanjut terhadap keimanan kepada malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, serta qadla’ dan Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Iman kepada Allah ini adalah sebagai berikutApa pengertian iman kepada Allah SWT?Apa saja tanda-tanda adanya Allah SWT?Bagaimana sifat-sifat Allah SWT dalam Al-QuranApa hikmah iman kepada Allah SWT?Bagaimana cara meningkatkan iman kepada Allah SWT?Bagaimana perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT?C. TujuanAdapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Allah ini adalah sebagai berikutUntuk mengetahui pengertian iman kepada Allah mengetahui tanda-tanda adanya Allah mengetahui sifat-sifat Allah SWT dalam Al-QuranUntuk mengetahui hikmah iman kepada Allah mengetahui cara meningkatkan iman kepada Allah mengetahui perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat Allah IIPEMBAHASANA. Pengertian Iman kepada AllahMenurut bahasa, iman berarti percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan atau diikrarkan lewat lisan, dan dibuktikan lewat perbuatan. Jadi, iman kepada Allah adalah percaya dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada dengan segala sifat kesempurnaan-Nya. Iman kepada Allah meliputi tiga unsur penting, yaitu meyakini lewat hati, mengikrarkan lewat lisan, dan mewujudkan lewat perbuatan amal. Seseorang tidak dapat dikatakan beriman jika hanya melakukan satu atau dua dari tiga komponen tersebut. Ketiganya harus ada, tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain. Seseorang yang mengaku beriman tetapi hatinya ragu-ragu akan keberadaan Allah, akan jatuh pada kemunafikan. Adapun yang meyakini adanya kekuatan, kekuasaan, atau sembahan selain Allah Swt. akan jatuh pada kepada Allah Swt. dapat dipupuk melalui pemahaman terhadap sifat-sifat Allah Swt. dan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keimanan. Selain itu, juga dapat melalui tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran dan keberadaan Allah Swt., baik melalui dalil agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Seseorang yang meyakini Allah Swt. sebagai Tuhannya, ia setiap saat menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh Allah Swt. Dengan demikian, orang tersebut selalu berusaha agar yang ia kerjakan mendapatkan keridaan di sisi-Nya. Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt. harus meliputi tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian dengan anggota ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap keberadaan Allah Swt., tetapi tidak membuktikannya dengan amal perbuatan serta ikrar dengan lisan, berarti keimanannya belum sempurna. Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus terpadu tanpa bisa dipisahkan. Iman kepada Allah Swt. juga merupakan rukun iman yang pertama dan utama. Umar bin Khattab menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Iman ialah bahwa engkau beriman kepada Allah Swt., kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, kepada qadar yang baik dan yang buruk.” Muslim. Berdasarkan hadis tersebut, sebelum kita mengimani kepada yang lain, harus memiliki keteguhan iman kepada Allah Swt. Allah Swt. adalah Tuhan yang menciptakan, mengadakan, dan menghancurkan ciptaan-Nya. Kita sebagai makhluk-Nya harus Tanda-tanda Adanya AllahMembuktikan adanya Allah, Sang Pencipta, tidak sama dengan membuktikan adanya berbagai benda di sekitar kita yang hakikatnya adalah makhluk. Makhluk dapat dilihat, diraba, didengar, dan sebagainya. Adapun Zat Allah sangat berbeda, Dia tidak bisa dideteksi menggunakan pancaindra manusia yang memang sangat terbatas. Adanya Allah Swt. merupakan sesuatu yang bersifat aksiomatis sesuatu yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa perlu pembuktian. Meskipun demikian, kita juga dapat mengemukakan dalil-dalil yang menyatakan adanya Allah Swt., untuk memberikan pengertian secara rasional. Tanda-tanda adanya Allah dapat dibuktikan melalui dalil fitrah, dalil akli, dan dalil Dalil FitrahManusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari atau tidak, disertai belajar ataupun tidak, naluri berketuhanannya itu akan bangkit Al-A’raf 7172 dan Az-Zukhruf 43 87. Selain itu, adanya pernyataan Rasulullah saw. bahwa kedua orang tua yang menjadikan anak sebagai Nasrani, Yahudi, atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan Islam terkandung maksud bahwa menjadi Islam adalah tuntutan fitrah. Jadi, secara fitrah tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, hanya kadang-kadang faktor luar bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi tuhan-tuhan lain yang Dalil Akli AkalAkal yang digunakan untuk merenungkan keadaan diri manusia dan alam semesta dapat membuktikan adanya Tuhan. Metode yang bisa ditempuh untuk membuktikan adanya Tuhan melalui akal adalah melalui beberapa teori, antara lain teori sebab, keteraturan, dan kemungkinan Achmad Baiquni, 2006.a. Teori SebabSegala sesuatu pasti ada sebab yang melatarbelakanginya. Adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, dan adanya perubahan pasti ada yang mengubahnya. Mustahil sesuatu ada dengan sendirinya. Mustahil pula sesuatu ada dari ketiadaan. Pemikiran tentang sebab ini akan berakhir dengan teori sebab yang utama causa prima, dia adalah Allah Teori KeteraturanAlam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari, bumi, dan bulan bergerak dengan sangat teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan sendirinya, tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang mampu mengatur alam semesta ini selain Allah Swt?c. Teori KemungkinanMungkinkah di layar monitor muncul bait-bait puisi yang indah, saat sebuah komputer ditinggalkan dalam keadaan menyala dan tiba-tiba datang seekor tikus yang bermain-main di atas tuts keyboard komputer tersebut? Pasti orang akan menyatakan tidak mungkin. Jika itu tidak mungkin, lantas bagaimanakah alam raya yang lebih rumit dan kompleks terjadi secara kebetulan? Jika alam ini tidak mungkin terjadi dengan kebetulan, maka tentunya alam ini ada yang menciptakannya, yaitu Dalil NaqliMeskipun secara fitrah dan akal manusia telah mampu menangkap adanya Tuhan, namun manusia tetap membutuhkan informasi dari Allah Swt. untuk mengenal zat-Nya. Sebab akal dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya. Allah menjelaskan tentang jati diri-Nya di dalam firman berikut رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَـٰلَمِينَArtinya “Sungguh, Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. Dia ciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam“. Al-A’raf 7 54.Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt adalah pencipta semesta alam dan seisinya, dan Dia pulalah yang mengaturnya. Kalimat “Sesungguhnya Tuhan Kamu adalah Allah” merupakan bentuk penegasan. Adapun kata “Dia bersemayam di atas Arsy” menunjukkan keberadaan Allah. Tetapi perlu diingat, hakikatnya Allah itu bagaimana hanya Allah yang tahu, kita dilarang untuk Sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Quran1. Wujud AdaSalah satu sifat Allah Swt. adalah wujud. Wujud berarti ada, lawannya adalah tidak ada atau adam. Keberadaan Allah Swt. dapat dibuktikan dengan keberadaan makhluk-makhluk-Nya. Jika Allah Swt. tidak ada, mustahil tercipta makhluk-makhluk-Nya. Dengan demikian, Allah Swt. ada dengan sendirinya dan lebih dahulu sebelum keberadaan makhluk-makhluk-Nya. Allah Swt. adalah zat gaib sehingga tidak bisa dilihat dengan mata. Meskipun tidak bisa dilihat dengan mata, keberadaan Allah Swt. tetap tampak. Kita bisa merasakan langit, bumi, diri kita, atau makhluk-makhluk lain yang tersebar di penjuru langit dan bumi. Semua itu pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin semua itu ada dengan sendirinya. Dialah Allah Swt. yang memiliki sifat wujud yang menciptakan seluruh Qidam TerdahuluAllah Swt. bersifat dahulu sehingga mustahil baginya bersifat baru. Qidam berarti dahulu, kebalikannya hudus yang artinya baru. Keberadaan Allah Swt. adalah dahulu, tidak baru saja muncul. Allah Swt. adalah yang pertama kali ada sebelum makhluk-Nya ada. Berbeda dengan makhluk, dahulunya Allah Swt. tidak berproses. Coba kita perhatikan proses pertumbuhan manusia. Dahulunya manusia adalah sosok janin yang berkembang menjadi bayi kemudian berkembang lagi menjadi anak-anak. Usia anak-anak meningkat menjadi sosok remaja yang tumbuh hingga usianya semakin tua. Setelah itu, proses kehidupan manusia justru mengalami penurunan. Bahkan, tidak lama setelah itu pasti menghadapi kematian. Dahulunya Allah Swt. menunjukkan Dia ada dan tidak akan musnah dan hilang sampai kapan pun. Keberadaan Allah Swt. yang menjadikan makhluk-Nya ada. Allah Swt. tidak tergantung pada waktu karena Dia yang menciptakan waktu. Allah Swt. telah ada sebelum terciptanya waktu itu Baqa KekalBaqa berarti kekal dan abadi. Kebalikan dari sifat baqa adalah fana atau rusak. Hanya Allah Swt. Yang Maha Abadi. Sebaliknya, makhluk-makhluk-Nya pasti akan menghadapi kematian dan kerusakan. Bahkan, kehidupan yang kita rasakan, pada saatnya nanti juga akan rusak. Sebagaimana dijanjikan oleh Allah Swt., pada hari kiamat kelak, semua makhluk-makhluk-Nya akan hancur lebur. Tidak ada yang abadi kecuali Allah Swt. semata karena Dia memiliki sifat baqa. Memahami bahwa Allah Swt. memiliki sifat baqa mendorong kita untuk semakin mantap dalam beribadah kepada-Nya. Hanya Allah Swt. yang selalu hidup dan abadi yang kita ibadahi dan minta Mukhalafatu lil Hawadisi Berbeda dengan Semua MakhlukSifat mukhalafatu lil hawadisi menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan makhluk-Nya. Sifat Allah Swt. ini sekaligus menunjukkan sifat mustahil-Nya untuk serupa dengan makhluk atau mumasalatu lil hawadisi. Tidak ada satu pun makhluk yang serupa dengan Allah Swt. Untuk menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan makhluk-Nya sangat mudah. Kita memperhatikan bahwa antara pencipta dengan yang diciptakan pasti berbeda. Dengan demikian, tidak tepat jika Allah Swt. dipersamakan dengan malaikat, apalagi dengan manusia atau hewan. Meskipun dalam ayat-ayat Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Melihat, kita tidak perlu memikirkan bentuk mata dan telinga Allah Swt. Untuk menambah pemahaman sifat Allah Swt. ini kita dapat membandingkan dengan sifat manusia. Meskipun manusia dapat membuat rumah, tidak berarti wujud dan bentuk manusia seperti rumah. Begitu halnya dengan Allah Swt., meskipun bisa menciptakan langit, bumi serta seisinya, tidak berarti bahwa Dia seperti makhluk-makhluk Qiyamuhu Binafsihi Berdiri SendiriAllah Swt. bersifat qiyamuhu binafsihi yang artinya Allah Swt. berdiri sendiri. Kebalikannya adalah sifat qiyamuhu bigairih yang berarti membutuhkan pihak lain. Ayat berikut ini menjelaskan sifat qiyamuhu binafsihi. Allah Swt. adalah pencipta segala makhluk-makhluk-Nya. Kemampuan Allah Swt. dalam mencipta tidak bergantung pada makhluk-Nya, tetapi bisa dilakukannya sendiri. Demikian halnya jika Allah Swt. bergantung kepada makhluk, menunjukkan bahwa Allah Swt. memiliki sifat lemah. Padahal, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu. Kita meyakini Allah Swt. sebagai zat yang bersifat qiyamuhu binafsihi. Kita hanya memohon dan meminta pertolongan kepada Allah Swt. yang mampu mandiri dan berdiri Wahdaniyah Maha EsaAllah Swt. memiliki sifat Wahdaniyah yang artinya Allah Swt. Maha Esa. Keesaan Allah Swt. menunjukkan bahwa Dia tidak bersifat terhitung atau taaddud. Allah Swt. adalah tunggal sehingga tidak ada sekutu bagi-Nya. Keesaan Allah Swt. juga menunjukkan bahwa Dia tidak bertambah banyak dan memiliki keturunan. Memahami bahwa Allah Swt. memiliki anak adalah keliru. Esa zat-Nya juga bukan karena hasil penjumlahan atau perkalian, serta perhitungan-perhitungan lainnya. Allah Swt. bersifat tunggal menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang mengungguli, mirip, terlebih serupa dengan Dia. Oleh karena itu, yang pantas kita ibadahi adalah Allah Swt. yang memiliki sifat Qudrat KuasaSifat qudrat yang Allah Swt. miliki berarti D ia Mahakuasa. Kekuasaan Allah Swt. tidak terbatas. Kebalikan dari sifat qudrat adalah ajzun yang artinya lemah. Kekuasaan Allah Swt. berbeda dengan kekuasaan yang dimiliki manusia. Jika kekuasaan manusia sangat tergantung pada orang lain, kekuasaan Allah Swt. tidak demikian. Allah Swt. berkuasa karena kehendak-Nya sendiri. Kekuasaan Allah Swt. juga tidak terbatas. Ia menguasai dalam kemampuan penciptaan makhluk-Nya, dalam pemeliharaan, sekaligus dalam mencabut kehidupan yang terjadi pada makhluk-makhluk-Nya. Mengimani sifat kekuasaan All ah Swt. juga menyadarkan kita bahwa yang patut kita ibadahi dan sembah sujud hanya Allah Swt. Kita dilarang terlalu tunduk kep ada manusia hingga tanpa Iradat BerkehendakAllah Swt. bersifat iradat yang berarti memiliki kehendak untuk melakukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sifat mustahilnya adalah karahah yang berarti terpaksa. Dalam menentukan segala sesuatu, Allah Swt. berkehendak atas diri-Nya sendiri. Tidak tergantung, apalagi dipaksa oleh makhluk-makhluk-Nya. Jika Allah Swt. berkehendak pada sesuatu cukup dengan berfirman, “Kun”, segera jadilah yang Dia kehendaki. Berbeda dengan kehendak manusia yang adakalanya tidak dapat menentukan keinginannya sendiri, tetapi dipengaruhi oleh orang lain. Mengetahui sifat iradat Allah Swt. menyadarkan kita untuk tidak bersikap sombong terhadap sesuatu. Kita harus sadar bahwa Yang Maha Berkehendak adalah Allah Swt. Dalam menjalani hidup, manusia hendaknya selalu berusaha sembari memperbanyak doa. Tentang hasil yang kita peroleh, Allah Swt. yang menetapkan dengan Ilmu MengetahuiSalah satu sifat Allah Swt. yang lain adalah berilmu, pandai, dan mengetahui. Sifat mustahil dari ilmu adalah jahlun. Kepandaian, ilmu, dan pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas. Allah Swt. mengetahui atas segala sesuatu, baik yang terlihat ataupun yang gaib. Allah Swt. Maha Berilmu dengan kemampuan dari diri-Nya sendiri. Tidak berilmu karena belajar dari makhluk-Nya atau karena pengalaman. Jika Allah Swt. tidak memiliki ilmu tentu tidak dapat menciptakan alam raya ini dengan segala kesempurnaan. Allah Swt. juga yang menjaganya dengan kemampuan yang Dia Hayat HidupSifat yang pasti dimiliki Allah Swt. adalah hayat. Hayat berarti hidup, sifat mustahilnya adalah maut atau mati. Allah Swt. hidup dan tidak akan mati selamanya. Jika Allah Swt. bersifat maut pasti kehidupan yang ada di alam ini akan rusak. Demikian juga dengan keteraturan tata surya yang tepat di tempatnya, tanpa bertabrakan antara satu dengan yang lain. Allah Swt. hidup abadi, Dia yang menciptakan manusia, menjaganya, mematikan, serta membangkitkannya pada hari kiamat nanti. Zat yang pantas kita sembah adalah yang memiliki sifat hayat. Hanya Allah Swt. yang selalu hidup, sedangkan semua makhluk pasti menghadapi kematian. Dengan demikian, kita tidak perlu menyembah kepada sesuatu yang pada saatnya nanti akan rusak, hancur, dan mati. Hanya Allah Swt. pula yang dapat menjamin kehidupan Sama MendengarAllah Swt. memiliki sifat mendengar. Kemampuan mendengar-Nya tidak terbatas. Bahkan, suara apa pun yang muncul dari makhluk-Nya mampu didengarkan Allah Swt. Sifat mustahil dari sama yaitu summun yang berarti tuli. Kemampuan Allah Swt. dalam mendengarkan tentu sangat berbeda dengan kemampuan yang dimiliki manusia. Manusia hanya mampu mendengarkan suara dalam ukuran-ukuran tertentu. Oleh karena kelemahan yang dimiliki manusia, terkadang tidak dapat membedakan antara suara yang satu dengan suara yang Swt. juga mampu mendengarkan getaran niat dalam hati manusia, persangkaan, harapan, atau cita-cita. Jika kita memiliki niat kebaikan berarti telah didengarkan oleh Allah Swt. sehingga Dia juga memberi balasan pahala. Oleh karena itu, kita perlu menyucikan hati dan menjaga mulut agar mulut ini hanya untuk mengucapkan Basar MelihatSifat Allah Swt. yang juga harus kita imani adalah basar. artinya melihat, sedangkan kebalikannya adalah sifat umyun yang berarti buta. Allah Swt. Maha Melihat dengan kekuasaan mampu melihat semua makhluk. Entah makhluk yang besar, seperti matahari dan bumi ataukah makhluk sekecil atom, mampu dilihat Allah Swt. Bagi Allah Swt. tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi pengawasan-Nya. Sebagai contoh, Allah Swt. mampu melihat pergerakan atom meskipun terhalang oleh benda yang sangat tebal dan besar. Allah Swt. juga mampu melihat hamba yang bersembah sujud kepada-Nya, meskipun tidak tampak oleh mata manusia. Oleh karena kita menyadari pada sifat Allah Swt., hendaknya kita selalu menampilkan amal kebajikan dalam menjalani hidup. Tujuannya tidak untuk mendapat pengawasan, sanjungan, dan penghormatan dari manusia, tetapi agar mendapatkan keridaan Allah Kalam BerfirmanSifat Allah Swt. kalam artinya Allah Swt. wajib memiliki sifat berfirman atau berkata. Sifat mustahilnya adalah bukmun atau bisu. Sifat Allah Swt. berfirman ditunjukkan dengan diturunkannya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi manusia. Dengan demikian, sangat jelas bahwa Al-Qur’an bukan buatan manusia, melainkan merupakan firman Allah Swt. Cara Allah Swt. berfirman tidak dapat kita ketahui karena berada di luar jangkauan akal manusia. Sebagai manusia, kita cukup untuk mengimani saja, tanpa perlu memikirkan cara Allah Swt. berfirman. Sifat kalam Allah Swt. sekaligus memberi peneladanan kepada kita agar memanfaatkan lidah kita untuk membicarakan sesuatu yang Hikmah Iman kepada AllahSiapa saja yang menyatakan dirinya telah beriman kepada sifat-sifat Allah swt. haruslah berusaha mengejawantahkannya atau mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, keimanan yang sempurna tidak sekadar menunjukkan keyakinan dalam hati dan mengikrarkan dengan lisan, namun harus membuktikan dengan amal perbuatan. Beriman kepada sifat-sifat Allah swt. seharusnya akan membentuk pribadi muslim yang lebih menumbuhkan keyakinan yang utuh tentang keberadaan dan keesaan Allah swt. Seseorang yang memahami sifat-sifat Allah swt. sembari memperhatikan ciptaan-Nya, segera sadar bahwa hanya Allah Yang Mahasempurna. Oleh karena itu, yang harus disembah dan tempat memohon pertolongan hanya Allah swt. semata. Misalnya, ketika mengetahui bahwa Allah swt. memiliki sifat iradat, kita akan sadar bahwa Yang Maha Menentukan segala sesuatu adalah Allah. Sudah sepantasnya jika dalam setiap saat kita selalu berdoa dan memohon kepada Allah membentuk pribadi yang berkualitas. Kita mafhum bahwa Allah swt. Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengetahui. Pemahaman tersebut akan menimbulkan kesadaran bahwa manusia di hadapan Allah swt. hanyalah makhluk kecil yang teramat lemah. Oleh karena itu, tidak ada artinya jika kita bersikap sombong. Kita harus rendah hati seraya berusaha memperbaiki diri. Dengan demikian, kita pun termotivasi untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Contoh, pemahaman sifat qudrat Mahakuasa Allah mendidik kita bersikap optimis. Hal ini karena hanya dengan kekuasaan-Nya segala sesuatu dapat terjadi. Tidak selayaknya kita putus asa, pesimistis, dan minder dalam menghadapi sesuatu. Demikianlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap pribadi selalu jujur dalam bertindak dan berkata. Seseorang yang beriman kepada Allah swt. akan bertindak dan berkata jujur. Hal ini karena ia merasa dan yakin bahwa Allah swt. melihat dan mengetahui segala tingkah laku kita. Meskipun tidak ada manusia yang mengetahui perbuatan yang kita lakukan, Allah swt. pasti melihat dan mengetahui. Keyakinan bahwa Allah swt. Maha Melihat dan Maha Mendengar akan mendorong kita untuk berbuat Meningkatkan Iman kepada AllahSetelah memahami sifat-sifat Allah SWT dan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam sekitar. Seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah ia yang membenarkan keberadaan Allah, meyakini bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui perkara yang nyata dan gaib, Rabb atas segala sesuatu, tidak ada yang pantas disembah selain Allah, yang memiliki sifat sempurna dan tidak memiliki kekurangan Al-Jaza’iri, 2009 3.Untuk meningkatkan iman kepada Allah SWT, dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai dan merenungkan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an;Memerhatikan tanda-tanda kebesaran Allah melalui fenomena alam semesta;Mempelajari ilmu muslim yang beriman kepada Allah memiliki sifat-sifat dan perilaku tertentu. Beberapa sifat dan perilaku orang yang beriman kepada Allah antara lainSelalu merasakan kehadiran Allah;Selalu berserah diri kepada Allah;Melaksanakan perintah Allah serta menjauhi tersebut tumbuh seiring dengan meningkatnya iman. Ketika imanmu telah bertambah maka tak perlu diperintahkan untuk berbuat demikian, dan akan melakukannya dengan senang Perilaku yang Mencerminkan Keyakinan akan Sifat-sifat AllahJika seseorang sudah bermakrifat memikirkan dalam-dalam tentang sifat-sifat Tuhannya dengan akal dan hati, maka hal itu akan menjadikan jiwa yang kokoh dan meninggalkan kesan mulia. Bukti keimanan tersebut akan tercermin melalui lisan, sikap, dan perilaku. Berikut perilaku-perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat perintah dan menjauhi larangan Allah. Keyakinan akan sifat-sifat Allah menumbuhkan kesadaran untuk senantiasa mengerjakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang. Ia menyadari bahwa dialah yang butuh Allah, sedangkan Allah tidak butuh terhadap dirinya yang menggantungkan hidupnya selain kepada Allah. Muslim yang kuat memiliki jiwa yang merdeka. Mereka meyakini bahwa hanya Allah yang memberi kehidupan, keselamatan, kebahagiaan, kematian, dan kedudukan yang mulia. Selain Allah tidak ada yang kuasa melakukannya Al-A’raf 7188.Memiliki keberanian menyampaikan dan membela kebenaran. Keberanian timbul karena keyakinan bahwa Allah yang memberikan segala sesuatu, termasuk umur. Umur tidak akan berkurang karena berani dan tidak akan bertambah dengan bersikap pengecut dan khianat. Ali Imran 3 145, 154, dan An-Nisa’ 4 78.Senantiasa berusaha dan berdoa kepada Allah. Keimanan akan menimbulkan keyakinan bahwa Allah yang memiliki segalanya, dan Dialah yang Mahakuasa mengatur rezeki makhluk-Nya Hud 11 6 serta Al-Ankabut 29 60 dan 62.Memiliki ketenangan hati dan ketenteraman Jiwa. Jika hati tenang dan jiwa tenteram, maka manusia akan merasakan lezatnya kehidupan. Keyakinan bahwa Allah yang menggenggam hidupnya, membuat ia tidak putus asa, bersedih hati, dan gusar menghadapi hidup QS. Al-Baqarah 2 257, Ar-Ra’d 13 28, dan Al-Fat} 48 4.Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa beriman kepada Allah tidak cukup dengan mengaku. Namun, perlu diusahakan sedemikian rupa agar menjadi cerminan perilaku sehari-hari. Bahkan Allah tidak akan menerima keimanan seseorang sebelum diuji dengan kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesenangan, harta, dan jiwa Al-Baqarah 2 155 dan Al-Ankabut 29 2-3.BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan per-buatan. Dengan demikian, iman kepada Allah dapat diartikan dengan membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya. Selanjutnya, pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna jika memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Jika seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Hal ini karena ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat yang meyakini Allah Swt. sebagai Tuhannya, ia setiap saat menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh Allah Swt. Dengan demikian, orang tersebut selalu berusaha agar yang ia kerjakan mendapatkan keridaan di sisi-Nya. Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt. harus meliputi tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian dengan anggota ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap keberadaan Allah Swt., tetapi tidak membuktikannya dengan amal perbuatan serta ikrar dengan lisan, berarti keimanannya belum sempurna. Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus terpadu tanpa bisa SaranDengan memahami sifat-sifat Allah kita akan lebih mengenali Allah dan menambah iman kita. Selain itu, kita juga dapat merasakan adanya Allah melalui fenomena PUSTAKAAl-Jaza’iri, Abu Baker Jabir, Syeikh. 2009. Minhajul Muslim Pedoman Hidup Ideal Seorang Muslim. Solo Insan Achmad. 2006. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta PT Dana Bakti Siti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Sayyid. 2006. Aqidah Islam Ilmu Tauhid. Bandung Contoh Makalah Iman Kepada
September10th, 2020 - Diantara tanda - tanda orang beriman kepada rasul rasul Allah adalah sebagai berikut 1 Teguh Keimanannya Kepada Allah SWT Ketaatan kepada rasul adalah bukti keimanan kepada Allah swt Banyak ayat ayat Al Qur'an yang menyuruh kita untuk taat kepada Allah swt disertai ketaatan pada para rasul NYA antara lain dalam surah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai mana yang telah kita ketahui bersama bahwa kita tidak akan lepas dengan apa yang namanya aturan-aturan yang terkait dengan hidup dan kehidupan kita sebagai umat Islam, kita berkewajiban untuk mentaati dan mematuhi segala ajarannya. Untuk menjadi umat islam yang sempurna maka kita harus beriman kepada Allah SWT, dan Rasul-Nya dan kitab-kitab yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Di kesempatan ini kami akan membahas tentang penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan kewajiban mematuhi Allah dan rasul-Nya B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian Iman Kepada Rasul ALLAH? 2. Bagaimana cara beriman kepada Rasul Allah SWT? 3. Apa sifat wajib yang dimiliki oleh Rasul Allah SWT? 4. Berapa jumlah Rasul dan apa apa saja yang termasuk ULUL AZMI? 5. Apa tugas rasul dan mikjizatnya? 6. Apa saja tugas Rasul? 7. Apa saja fungsi Rasul? 8. Bagaimana cara beriman kepada Rasul Allah SWT? C. TUJUAN Untuk mengetahui pengertian Iman kepada Rasul Allah SWT, cara beriman kepada Rasul Allah SWT, sifat wajib yang dimiliki oleh Rasul Allah SWT, tugas dan fungsi Rasul Allah SWT, serta bagaimana cara beriman kepada Rasul Allah SWT. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT Pengertian menurut bahasa, rasul berarti utusan Allah. Dapat juga diartikan sebagai seseorang yang mengikuti berita-berita yang mengutusnya. Pengertian menurut istilah, berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah mengutus manusia laki-laki terpilih yang diberi wahyu oleh Allah SWT dan wahyu tersebut harus disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, agar hidupnya selamat dari dunia hingga kelak di akherat. Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan menjalankan syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS. Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu Muhammad melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” al Anbiya 7 "Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan semua perkara dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." Al-Mukmin 78 Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak. B. CARA BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT 1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa الْمُتَّقُونَ هُمُ أُولَٰئِكَ بِهِ وَصَدَّقَ بِالصِّدْقِ جَاءَ وَالَّذِي “Dan orang-orang yang membawa kebenaran Muhammad dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Az-Zumar 33. 2. Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangannya. “Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan amanat Allah dengan terang”. 3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman فِييَجِدُوا لَا ثُمَّ بَيْنَهُمْ شَجَرَفِيمَا يُحَكِّمُوكَ حَتَّىٰيُؤْمِنُونَ لَا وَرَبِّكَ فَلَا تَسْلِيمًا وَيُسَلِّمُوا قَضَيْتَ مِمَّا حَرَجًا أَنْفُسِهِمْ “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya. An-Nisa 65. 4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda, yang artinya. “Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia HR. Al-Bukhari dan Muslim. 5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah فِي عِنْدَهُمْ مَكْتُوبًا يَجِدُونَهُ الَّذِي النَّبِيَّ الرَّسُولَ يَتَّبِعُونَ الَّذِينَ وَيُحِلُّ الْمُنْكَرِ عَنِ وَيَنْهَاهُمْ بِالْمَعْرُوفِ يَأْمُرُهُمْ وَالْإِنْجِيلِ التَّوْرَاةِ إِصْرَهُمْ عَنْهُمْ وَيَضَعُ الْخَبَائِثَ عَلَيْهِمُ وَيُحَرِّمُ الطَّيِّبَاتِ لَهُمُ وَنَصَرُوهُ وَعَزَّرُوهُ بِهِ مَنُوافَالَّذِينَ عَلَيْهِمْ كَانَتْ الَّتِي وَالْأَغْلَالَ الْمُفْلِحُونَ هُمُ أُولَٰئِكَ مَعَهُ أُنْزِلَ الَّذِي النُّورَ وَاتَّبَعُوا Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya Al Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung Al-’Araf 157. 6. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman اللَّهَ يَرْجُو كَانَ لِمَنْ حَسَنَةٌ أُسْوَةٌ اللَّهِ رَسُولِ فِي لَكُمْ كَانَ لَقَدْ كَثِيرًا اللَّهَ وَذَكَرَ الْآخِرَ وَالْيَوْمَ “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu yaitu orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah Al-Ahzab21. Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya. 7. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah يَعْلَمُ قَدْ بَعْضًا بَعْضِكُمْ كَدُعَاءِ بَيْنَكُمْ الرَّسُولِ دُعَاءَ تَجْعَلُوا أَمْرِهِ عَنْ يُخَالِفُونَ الَّذِينَ فَلْيَحْذَرِ لِوَاذًا مِنْكُمْ يَتَسَلَّلُونَ الَّذِينَ اللَّهُ أَلِيمٌ عَذَابٌ يُصِيبَهُمْ أَوْ فِتْنَةٌ تُصِيبَهُمْ أَنْ Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian yang lain. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung kepada kawannya, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. An-Nur 63. 8. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama وَمَا إِلَيْكَ أَوْحَيْنَا وَالَّذِي نُوحًا بِهِ وَصَّىٰمَا الدِّينِ مِنَ لَكُمْ شَرَعَ تَتَفَرَّقُوا وَلَا الدِّينَ أَقِيمُوا أَنْ”وَعِيسَىٰوَمُوسَىٰ إِبْرَاهِيمَ بِهِ وَصَّيْنَ مَنْ إِلَيْهِ يَجْتَبِي اللَّهُ “إِلَيْهِ تَدْعُوهُمْ مَا لْمُشْرِكِينَعَلَى كَبُرَ فِيهِ يُنِيبُ يمَنْ إِلَيْهِ وَيَهْدِي يَشَاءُ “Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu Tegakkanlah agama 1341 dan janganlah kamu berpecah belah karenanya. Asy-Syura 13 C. SIFAT WAJIB YANG DIMILIKI RASUL 1. Shiddiq benar. Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta kadzib. 2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat. 3. Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran wahyu kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt. kitman, meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar. 4. Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot baladah. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul sayyidul mursalin mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya sebagaimana tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya kamu Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung “ Al Qalam 4 D. MENYEBUTKAN JUMLAH RASUL ALLAH SWT, DAN YANG TERMASUK ULUL AZMI Nabi adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah orang yang menerima wahyu yang selain untuk dirinya juga berkewajiban meyampaikan kepada orang lain. Jumlah nabi dan rasul itu banyak sekali, menurut hadist riwayat Ahmad jumlah nabi ada orang, sedangkan jumlah rasul 315 orang, akan tetapi yang tercantum dalam Al Qur’an yang wajib diimani sebanyak 25 orang. Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan semua perkara dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. QS. Al-Mukmin 78 Jumlah rasul yang diabadikan Allah dalam AlQur’an ada 25 orang. Delapan belas nama diantara mereka disebutkan dalam Surah Al-An’am ayat 83-86 dan selebihnya disebutkan dalam surat-surat yang lain. Dua puluh lima rasul tersebut adalah sebagai berikut 1Adam as as as as as as as as as as as as as saw as as as as as as as as as 20. Daud as Rasul ulul azmi adalah rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran luar biasa dalam menghadapi halangan dan rintangan ketika melaksanakan perintah Allah SWT, yaitu menyampaikan wahyu Allah SWT kepada ummatnya. Hal ini berdasarjan firman Allah SWT dalam surat Al Ahqaaf ayat 35. Artinya “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka merasa seolah-olah tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. inilah suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” Rasul-rasul yang termasuk ulul azmi ada 5 orang rasul, mereka adalah 1. Muhammad SAW, 2. Nuh AS, 3. Ibrahim AS, 4. Musa AS, 5. Isa E. RASUL DAN MUKJIZAT Mukjizat mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi rasul dalam melaksanakan tugas kerasulannya. Mukjizat memiliki dua fungsi pokok yaitu Sebagai bukti bahwa orang yang memilikinya adalah benar-benar utusan Allah SWT. Sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentangnya. Mukjizat adalah peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh akal kemampuan manusia. Mukjizat dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu Mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam, seperti dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad SAW dan dibelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa as dengan tongkat. Mukjizat syakhsiyyah adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi dan rasul, seperti air yang keluar dari celah-celah jari Rasulullah SAW, cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa as serta penyembuhan penyakit buta dan kusta oleh Nabi Isa as. Mukjizat salbiyyah adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya seperti ketika Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrud, akan tetapi api tidak mampu membakarnya. Mukjizat aqliyyah adalah mukjizat yang rasional atau masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al Qur’an. F. TUGAS RASUL Tugas pokok yang diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul sejak dari Nabi Adam AS sampai dengan Nabi Muhammad SAW adalah 1. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati risalah-Nya. 2. Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. 3. Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-nya Mengajak umatnya untuk menyembah hanya kepada Allah ajaran Tauhid 4. Menyampaikan amanat dari Allah. 5. Memberi peringatan kepada umat manusia. 6. Memberikan kabar gembira dan peringatan. 7. Membawa petunjuk dan agama yang benar. 8. Menjadi teladan hidup bagi umat manusia G. FUNGSI IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah 1. Menambah keimanan kepada Allah SWT, bahwa Rasul itu benar-benar pilihan Allah. 2. Mengenal Allah SWT dan tata cara beribadah kepada-Nya. 3. Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun Hasanah” 4. Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk disampaikan kepada umatnya. 5. Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah H. CONTOH BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT 1. Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu/ firman-Nya kepada umat manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. 2. Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi teladan hidup bagi manusia. 3. Membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul dan menjadikan apa yang dibawa oleh Rasul sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. 4. Meyakini bahwa nabi muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang terakhir BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pengertian menurut bahasa, rasul berarti utusan Allah. Dapat juga diartikan sebagai seseorang yang mengikuti berita-berita yang mengutusnya. Pengertian menurut istilah, berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah mengutus manusia laki-laki terpilih yang diberi wahyu oleh Allah SWT dan wahyu tersebut harus disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, agar hidupnya selamat dari dunia hingga kelak di akherat. B. SARAN Dengan adanya makalah ini, penyusun berharap makalah ini dapat berguna bagi banyak orang. Penyusun juga berharap supaya beberapa poin penting dalam makalah ini dapat diterapkan dalam kehidupan. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah Swt B. Cara Beriman Kepada Rasul Allah Swt C. Sifat WAJIB YANG DIMILIKI RASUL D. Menyebutkan Jumlah Rasul Allah Swt, Dan Yang Termasuk Ulul Azmi E. Rasul Dan Mukjizat F. Tugas Rasul G. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah Swt H. Contoh Beriman Kepada Rasul Allah Swt BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTATR PUSTAKA MAKALAH IMAN KEPADA RASUL ALLAH DISUSUN OLEH NAMA KELOMPOK 1. ANNIDA MIRAWATI 2. DESI LARASAFITRI 3. VINA IKA ARIANTY 4. ANDRI KUSUMA 5. SANHAJI KELAS XI SOSIAL 1 SMA NEGERI 1 MASBAGIK TP 2017/2018
Tujuanyang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang iman hari akhir. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas masalah pokok tentang hari akhir. Pembahasan ini bermanfaat untuk : 1. Memperluas wawasan tentang hari akhir. 2. Sebagai pedoman bagi siswa.
BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangIman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewaj!an" karena man kepadaRasul-Rasul Allah merupakan rukun man" atu ang ke $. Iman kepada Rasul artnamemper%aa dengan sepenuh hat atas kedatangan Rasul"mula dar Rasul ang pertamaatu Na! Adam as hngga Rasul terakhr atu Na! &uhammad 'A.Ajaran ang d!awa leh para na! dan Rasul sejak Na! Adam as hngga Na!&uhammad 'A. &erupakan suatu rangkaan ang memlk satu tujuan atumengesankan Allah '*. Berupa sarat atau hukum tertentu ang kemudan dsampakanatau d ajarkan kepada umatna. +leh karena tu"kta se!aga serang muslm"waj! !erman atau memper%aa kepada para Rasul utusan Allah sehngga dengan hal tu ktaakan mengamalkan semua ajaran ang d !awa leh Rasul utusan Allah terse!ut. Dengan !erpegang hdup pada Allah dan sunah Rasul maka kta akan hdup !ahaga d duna dan juga akhrat. Namun" d dalam kehdupan sehar-har terkadang kta hana mengetahu tentang pengertanna saja tupun hana ter!atas" tanpa mengetahu akan pemahamnna le!hdalam dan penerapanna d dalam kehdupan ang kta jalan atau d dalam kehdupansehar-har. +leh karena tu" kta patut dan waj! mempelajar" memaham danmenerapkanna d dalam kehdupan sehar-har" tentu akan jauh le!h !erman,aat !agkehdupan duna dan akhrat kta. &asalah Dar uraan latar !elakang datas" maka tm!ulah !er!aga masalah ang dapat ddent,kaskan" atu se!aga !erkut pengertan dar man kepada Rasul-Rasul Allah /.Bagamana %ara kta !erman kepada Rasul Allah 0.'apa saja Rasul ang waj! kta ketahu dan sejarah sngkatna $.Apa sajakah tugas para Rasul .Apa hkmah !erman kepada Rasul Allah %ara kta mengamalkanna dalam kehdupan sehar-har &asalah'etelah mengdent,kas masalah ang dkemukakan datas" maka peneltan nd!atas hana pada pengertan"pemahaman" serta penerapan tentang Iman 4epada Rasul-Rasul Allah d dalam kehdupan sehar-har.D.*ujuan DskusDskus n !ertujuan untuk mengetahu hal-hal se!aga !erkut mengetahu apa pengertan man kepada Rasul./.Untuk mengetahu %ara kta !erman kepada Rasul mengetahu jumlah Rasul ang waj! kta ketahu !eserta sejarah sngkatna.$.Untuk mengetahu tugas dar para Rasul Allah..Untuk mengetahu hkmah dar !erman kepada Rasul mengetahu !agamanakah %ara kta untuk mengamalkanna dalam kehdupansehar-har.E.&an,aat DskusHasl ang dperleh dar dskus n dharapkan dapat mengetahu tentang pengertan man kepada rasul-rasul allah./.4ta dapat mengetahu !agamana %ara kta !erman kepada rasul dapat mengetahu jumlah rasul !eserta sejarah sngkatna.$.4ta dapat mengetahu tugas dar rasul-rasul allah..4ta dapat mengetahu hkmah dar !erman kepada Rasul dapat mengetahu agar kta dapat mengamalkanna dalam kehdupan kta sehar-har. BAB IILANDA'AN *E+ ImanPengertan man ang ter%antum d dalam Al-5ur6an dtemukan dalam kata-kata aamana " u mnu " maanan" ang merupakan hasl peme%ahan dar !entuk kata Iman.*erjemahan umum dar kata-kata terse!ut adalahaamana 7 telah 8 sudah !er-man.u mnu 7 sedang 8 akan 8 lag !er-man.
PengertianIman Kepada Rasul-rasul Allah dan 25 Nama Nabi - Kita Punya. Pengertian Iman dan Rukun Iman, Dalil dan Hadist Tentang Rukun Iman. | PDF ⋆ Download Contoh Makalah Lengkap. ZENI ROCHMAN: Pengertian Iman Kepada Rasul. Rukun Iman. Memahami 6 Rukun Iman dalam Islam yang Wajib Diketahui | kumparan.com. Page 141
MAKALAHIMAN KEPADA RASUL ALLAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai mana yang telah kita ketahui bersama bahwa kita tidak akan lepas dengan apa yang namanya aturan-aturan yang terkait dengan hidup dan kehidupan kita sebagai umat Islam, kita berkewajiban untuk mentaati dan mematuhi segala ajarannya.
PerintahAllah Ta'ala untuk beriman kepada Kitab-Kitab-Nya dan penjelasan Allah tentang kitab-kitab tersebut. Allah Ta'ala berfirman, · "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dna kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya." (An-Nisa': 136).
JSdzDe3. wcb08bvrzi.pages.dev/333wcb08bvrzi.pages.dev/956wcb08bvrzi.pages.dev/847wcb08bvrzi.pages.dev/782wcb08bvrzi.pages.dev/314wcb08bvrzi.pages.dev/428wcb08bvrzi.pages.dev/151wcb08bvrzi.pages.dev/859wcb08bvrzi.pages.dev/387
makalah iman kepada rasul allah lengkap