Biarlahayat-ayat di bawah ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu waspada tentang sesat. 1 Timotius 4:1-2 "Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka."
Kisah Para Rasul 212-13 - Peristiwa ketuangan Roh Kudus yang terjadi di hari raya Pentakosta di Yerusalem, membuat banyak orang terkagum-kagum, heran dan tercengang-cengang akan karya Allah yang ajaib bagi mereka yang diperkenankan-Nya. Yakni para rasul dan orang percaya yang sudah menjadi pengikut Kristus, ketika menerima Roh Kudus. Sebab perbuatan ajaib dan mujizat yang nyata dari Tuhan Yesus itu terjadi untuk pertama kalinya sepanjang sejarah peradaban kehidupan manusia. Ribuan orangpun dimenangkan dan menjadi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia, Allah yang hidup. Renungan Namun, masih ada juga segelintir orang yang hati dan jiwanya memang degil dan sudah dikeraskan. Merekalah yang anti kebenaran dan berhati batu yang tiada berhenti hidup dalam kejahatannya. Mereka menyebarkan fitnah keji dan hoaks bahwa para rasul dan orang beriman itu telah mabuk anggur firman Tuhan hari ini. Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain "Apakah artinya ini?" Tetapi orang lain menyindir "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." ay 12, 13_Mujizat dan tanda-tanda ajaib yang telah dilakukan Tuhan Yesus dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus itu, tidak membuat orang degil yang gemar berbuat jahat, yang hati, pikiran dan jiwanya sudah dikeraskan dan membatu, menjadi percaya. Bagi mereka, apapun yang dilakukan orang Kristen, salah, jahat dan tidak benar. Tuhan sudah datang dan membuat berbagai macam mujizat dan perbuatan ajaib di depan pelupuk mata mereka, tetap dianggap sebagai tidak benar. Mata hati mereka memang sudah dibutakan oleh kejahatan. Kekristenan sudah menjadi stigma selalu dipandang negatif oleh mereka. Orang-orang seperti ini selalu ada di sekitar pelayanan dan kebenaran Kristus. Stigma dan fitnah sudah dari dulu. Mirisnya lagi, yang berlaku dan berkepribadian seperti ini adalah teman sepelayanan atau anggota jemaat. Apapun kebenaran dan kebaikan yang dilakukan, baik oleh pelayan maupun jemaat, selalu salah dan negatif. Mereka sajalah yang benar. Mereka sudah dikeraskan. Tapi biasanya jumlahnya sedikit. Bagi mereka, semua pelayan, pemimpin, jemaat dan Kekristenan sudah terstigmatisasi. Apapun yang kita lakukan, pasti salah. Sebaik dan sebenar apapun karya pelayanan kita, tetap salah di mata mereka. Adalah tugas dan tanggungjawab kita untuk mengklirkan stigma dan berbagai fitnah itu, dalam bahasa, tutur kata, sikap dan prilaku hidup yang benar. Begitulah panggilan pelayanan dan Kekristenan kita. Kita tidak boleh mendendam. Mereka akan selalu memusuhi kita, tapi kita tidak boleh memusuhi mereka. Kita harus mengasihi mereka dengan kasih yang sungguh, tulus dan murni. Kita harus memenangkan mereka ke jalan yang benar, sesuai ajaran Tuhan Yesus. Jika kita telah melakukan segala yang baik, namun mereka tetap dikeraskan dan semakin jahat kepada kita, awaslah agar jangan menghakimi apalagi menghukum mereka. Kewajiban kita adalah tetap mengasihi mereka, meski mereka selalu dan terus memusuhi kita. Soal sikap, prilaku mereka yang jahat dan sudah dikeraskan, biarlah itu menjadi bagian Tuhan yang memenangkan dan mengurusnya. Bagian kita adalah melayani mereka dengan sungguh dalam tutur kata yang baik dan benar dan dalam keteladanan sebagai pembelajaran yang benar kepada mereka dan semua orang. Ingatlah bahwa penginjilan, pelayanan dan Kekristenan tidak pernah sepi oleh stigma, fitnah keji, olok-olokan, hinaan dan siksaan. Itulah salib yang harus kita pikul sebagai orang Kristen sejati dan hamba Kristus yang setia. Tetapi kita bersyukur kepada Allah, karena Dia telah mengaruniakan Roh-Nya Yang Kudus bagi kita menghadapi segala tantangan dan persoalan hidup. Seberat apapun masalah kita, jika kita hidup dalam tuntunan Roh Kudus, kita pasti menang. Yakinlah pada tuntunan Roh Kudus. Percayalah pada Tuhan Yesus. Lakukanlah segala kehendak-Nya. Kita akan berada dalam lindungan dan naungan cinta kasih Allah Bapa. Hidup kita pasti aman, nyaman dan damai sejahtera, selamat bahagia baik di bumi maupun di sorga bersama keluarga kita tercinta. Amin DOA Tuhan Yesus, tolong dan kuatkanlah kami agar selalu setia melayani-Mu meski harus memikul salib berat. Amin
Renungan Wanita; e-Artikel. Situs Artikel Kristen Indonesia. Login/Register. perselisihan, tipu muslihat, fitnah dan pembunuhan, menjadi salah satu dari dosa-dosa yang membawa pada maut. Dosa-dosa tersebut dikecam oleh Alkitab. Iri hati sangat merusak kehidupan. Haruskah Orang Kristen Khawatir Tentang Virus Corona? Post date: 17/03
Yakobus 411 Apakah fitnah itu? 1 Fitnah’ dalam bahasa sehari-hari aMemfitnah berarti menceritakan sesuatu yang jelek tetapi yang tidak benar tentang orang lain, dengan tujuan menjatuhkan orang itu. Ini adalah sesuatu yang sering sekali terjadi, seperti Yang menjadi pertanyaan mengapa sehingga Yakobus harus memberi peringatan supaya jangan memfitnah..??? karena “ FINTAH” adalah sesuatu yang sangat serius, dan tidak dapat kita pandang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan hanya sekedar dosa kecil. Sebab Alkitab sendiri mencatat contoh-contoh orang yang melakukan fitnah dan dampak dari fitnah itusendiri. Contoh yang pertama istri Potifar memfitnah Yusuf Kej 396-20. Ziba memfitnah Mefiboset 2Sam 161-4 2Sam 1924-27. tokoh-tokoh Yahudi memfitnah Yesus Mat 2659-61. orang-orang Yahudi memfitnah Stefanus Kis 613-14.yt b Memfitnah juga bisa terjadi pada saat saudara menceritakan half truth = setengah kebenaran. Memang tidak setiap kali kita menceritakan sesuatu, kita harus menceritakan seluruh kebenaran. Tetapi seringkali, kalau kebenaran tidak diceritakan seluruhnya tetapi hanya sebagian saja, itu bisa merugikan / menjatuhkan nama orang lain. Dalam hal ini, sekalipun hal yang kita ceritakan itu bukan dusta, tetapi kita tetap memfitnah orang yang kita ceritakan itu. Misalnya kalau saudara bertemu dengan saya pada waktu saya pergi ke bioskop dengan istri saya dan seorang wanita lain, dan saudara lalu menceritakan kepada orang-orang lain bahwa saya pergi dengan seorang wanita lain tanpa menceritakan tentang ikut sertanya istri saya, maka itu jelas adalah half truth yang bersifat memfitnah! Karena itu kalau saudara ingin menceritakan sesuatu maka pikirkanlah lebih dulu, apakah dengan membuang bagian-bagian tertentu saudara tidak sedang menjelekkan nama orang lain. c Memfitnah juga bisa terjadi kalau saudara menceritakan seluruh kebenaran, tetapi dengan nada dan mimik wajah yang berbeda dengan keadaan aslinya. Misalnya kalau si A berka­ta kepada saudara si B itu gendeng’. Ia mengatakan hal itu dengan wajah tersenyum, dan tidak betul-betul bermaksud memaki si B. Tetapi saudara lalu menyampaikan hal itu kepada si B dengan berkata Si A berkata kamu itu gen­deng!!’, dengan nada membentak dan wajah yang marah, maka sebetulnya saudara sedang memfitnah si A! Karena itu setiap kali saudara menceritakan tentang apa yang dikatakan oleh orang lain, perhatikanlah apakah nada dan mimik wajah saudara sesuai dengan aslinya! 2 Fitnah’ dalam bahasa Yunaninya Dalam ay 11, kata Yunani yang diterjemahkan memfitnah’ adalah KATALALEITE yang sebetulnya berarti berbicara menjatuhkan orang lain’, atau berbicara menentang orang lain’. Lambat laun ada arti tambahan dalam kata Yunani ini, sehingga artinya menjadi berbicara tentang orang lain di belakang mereka dengan cara menghina / merendahkan’ [Catatan kata Yunani KATALALEITE digunakan dalam Maz 5020 dan Maz 1015 versi Septuaginta / LXX = Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke bahasa Yunani]. 3 Fitnah’ dalam Yak 411-12 Kelihatannya memfitnah’ di sini mempunyai arti yang khusus / berbeda. Ini terlihat dari a Ay 11a memfitnah saudaranya atau menghakiminya’ Jadi, memfitnah diartikan menghakimi. b Ay 11b tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya’. Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang baik di depan maupun di belakang orang itu karena ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita / pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang karena ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan / prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini. Contoh Farisi mengecam murid-murid Yesus karena mereka makan dengan tangan yang tidak dibasuh Mat 151-2. Farisi mengecam murid-murid Yesus karena mereka memetik gandum dan memakannya, pada hari Sabat Mat 121-2. / pendeta tertentu yang mengecam orang yang menonton bioskop / TV, memakai blue jean, kaos bergambar naga, berenang dsb. yang mengecam hamba Tuhan yang tertawa terbahak-bahak, atau yang makan di warung, dsb. yang mengecam laki-laki yang mau menikah dengan perempuan yang lebih tua / lebih tinggi yang mengecam perempuan yang mau menikah dengan laki-laki yang miskin. Perhatikan bahwa kecaman-kecaman di atas ini semuanya tidak punya dasar Kitab Suci. Dasarnya hanyalah tradisi atau selera dari si pengecam belaka! II Mengapa tidak boleh memfitnah? 1 Tindakan itu adalah tindakan yang mencela hukum dan menghakiminya dan itu tidak menjadikan kita sebagai penurut hukum ay 11. Kalau pandangan kita tidak ada dalam Kitab Suci, atau tidak sesuai dengan Kitab Suci, tetapi toh kita pakai sebagai standard dalam mengecam orang lain, maka secara implicit itu berarti bahwa kita beranggapan bahwa Firman Allah / hukum itu salah; anggapan saya yang benar’. Karena itu maka tindakan ini disebut sebagai tindakan yang mencela hukum dan menghakiminya. 2 Hanya ada 1 Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Allah sendiri ay 12. Kalau pandangan kita tidak ada dalam Kitab Suci, tetapi tetap kita pakai sebagai dasar / standard untuk mengecam orang lain, maka itu sama saja dengan kalau kita membuat hukum baru. Dan pada saat kita menggunakan pandangan kita untuk mengecam orang lain, maka kita menjadikan diri kita hakim Padahal Allah adalah satu-satunya Pembuat hukum dan Hakim. Kita tidak berhak membuat hukum maupun menjadi hakim! III Bagaimana supaya tidak memfitnah 1 Kita harus menjunjung tinggi otoritas Firman Allah dalam hidup kita. Ay 11 menunjukkan bahwa kita seharusnya menjadi penurut hukum’. Ini berarti kita tunduk pada hukum / Firman Allah, dan menjunjung tinggi otoritasnya dalam hidup kita! Kalau saudara adalah orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah dalam hidup saudara, maka saudara tidak akan memfitnah lagi, karena a Orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah, tidak akan menilai orang lain berdasarkan pandangannya sendiri, tetapi akan menilainya berdasarkan Firman Allah. b Orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah akan membandingkan pandangan / prinsip hidupnya dengan Firman Allah, dan mengubahnya / menyesuaikannya dengan Firman Allah. 2 Kita harus mengakui otoritas Allah sebagai Pembuat hukum dan Hakim ay 12. Dengan demikian kita tidak akan mencipta hukum sendiri ataupun menghakimi orang lain menurut pandangan kita sendiri. 3 Sadarilah siapa diri saudara ay 12 Kita adalah a Orang yang tidak mempunyai hak untuk membuat hukum dan menghakimi. b Orang yang berdosa, sehingga kita juga adalah terdakwa, bukan hakim. John Wesley berkata “I am a poor, weak, dying worm” = aku adalah cacing yang miskin, lemah dan mau mati. Kalau saudara mempunyai pandangan yang benar dan rendah hati tentang diri saudara sendiri, maka saudara tidak akan memfitnah! 4 Kasihilah sesama saudara. Dalam ay 11 sekalipun Yakobus menegur, tetapi ia tetap menyebut mereka dengan istilah saudara’ yang jelas menun­jukkan kasih. Kalau kita ada kasih, maka kita tidak akan memfitnah / menghakimi!
(Mazmur 25:13). Allah akan membuat kita "menetap dalam kebahagiaan", memelihara kita tenang (at easy), bahkan di tengah-tengah sengsara, kesalahpahaman, dan fitnah, jika kita "hidup tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah" (Kolose 3:3). Kita menikmati hal yang berharga dari kebenaran yang ajaib yang dinyatakan dari
Daud adalah manusia yang sungguh-sungguh transparan tentang berbagai kesalahannya, yang telah berdamai dengan Allah melalui pertobatan dan yang menikmati kedekatan dengan Allah karena anugerah. Ketika Daud melarikan diri dari hadapan anaknya Absalom, dalam perjalanan yang belum jauh berjalan dari Yerusalem. Seorang gila yang masih kerabat Saul yang bernama Simei bin Gera 2 Samuel 16 5-14, ia mendekati Daud dan terus menerus mengutuki sambil melemparinya dengan batu. Dia mengutuk dan menghina Daud dengan mengatakan “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! TUHAN telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Salah satu jenderal Daud menawarkan diri untuk membungkam pembual itu dengan memenggal kepalanya. Tentunya sebagai raja, Daud bisa saja melakukan apa saja, namun justru ia menahan orangnya. Meskipun perkataan Simei itu tidak benar, Daud menerima makian itu sebagai konsekuensi alami dari kegagalannya sebelumnya, ia menyadari bahwa dosanya yang sangat besar memang akan menuai konsekuensi yang panjang dan tak terelakkan. Dari pengamatannya atas apa yang diucapkan oleh Simei itu, umpatan itu bisa dari Tuhan dan bisa juga tidak, maka keputusannya adalah untuk membiarkan Allah mengurus orang itu. 2 Sam. 16 10-12. Apa yang dilakukan oleh Simei itu sebenarnya telah menyerang harga dirinya apalagi dia adalah seorang raja. Namun kerendahan hati Daud berhasil menaklukkan serangan Simei. Sekarang, jika kita berhadapan pada situasi seperti ini, maka apa yang akan kita lakukan? Kita punya dua pilihan utama. Pertama, berhadapan dengannya dan menyerang. Ini adalah tanggapan natural kita ketika kita menerima kritikan yang tidak adil dan yang dilebih-lebihkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh David Roper - Kritikan selalu datang ketika kita tidak memerlukannya - Kritikan datang ketika kita tidak layak mendapatkannya - Kritikan datang dari orang yang tidak berkompeten menyampaikannya - Kritikan sering kali datang yang sama sekali tidak membantu kita Tetapi, kemungkinan respon yang kedua untuk menghadapi kritikan yang tidak adil adalah dengan mengumpulkan kebenaran. Kritikan itu kemungkinan tidak semuanya salah dan tidak semuanya benar. Tetapi alangkah bijaksananya jika kita menyaring kritikan yang mungkin benar dan menggunakannya sebagai sebuah kesempatan untuk memusatkan perhatian pada kesalahan kita. Kerendahan hati akan memilih respon yang lembut atas kritik rendahan yang penuh permusuhan. Kerendahan hati tahan dalam penderitaan, anggun, baik, bahkan lembut saat menghadapi olok-olok. Kerendahan hati membalas kejahatan dengan kebaikan, sebuah jawaban yang lembut dalam menanggapi amarah, memberikan berkat atas kutukan, menaruh belas kasihan atas kekejaman. Daud menolak membela diri melawan berbagai serangan terhadap harga dirinya. Dia keluar dari lingkaran main hakim sendiri, tetapi dia menyerahkannya ke dalam tangan Tuhan. Sebagamana Daud berdoa dalam Mazmur 109. Apa yang terjadi di dalam dirinya ketika menerima kritikan dan fitnah semuanya diutarakan dan disampaikannya kepada Tuhan. Ia tidak menahan atau berpura-pura bahwa kemarahannya tidak pernah ada; tetapi ia menyatakan semuanya dalam konteks yang sesuai. Dengan sikap rendah hati menanggapi setiap kritikan dan fitnah, maka kita sedang menyadari bahwa Allah memegang kendali atas segala macam situasi. Dengan berpegang pada kerendahan hati kita tidak pernah mencari-cari pemulihan nama baik, tetapi memilih Tuhan untuk membela dan membenarkan kita, kita lebih mengutamakan nama baik Tuhan daripada diri sendiri. Sumber Charles R. Swindoll “A life well lived” KataBijak Kristen Tentang Kesabaran Bagian #1. 1 Korintus 1 : 18, karena salibNya itulah menjadi kekuatan dari Allah bagi kita anakNya. 1 Korintus 1 : 24, bagi mereka orang yang percaya Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah. 1 Korintus 1 : 8-9, Tuhan akan meneguhkan kita sampai pada kesudahan dan memanggil kita ke dalam perjamuanNya. Contasia Christie Official Writer Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Pernahkah Anda mendengar istilah itu? Tapi apakah memang benar fitnah ini lebih kejam? Ternyata Alkitab juga membahasnya lho. Kata fitnah sendiri menurut KBBI berarti perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang lain. Hal ini merupakan tindakan yang tidak terpuji. Yakobus 4 11-12 – “Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?” Pesan Yakobus Yakobus dalam hal ini secara runut menuliskan mengenai pesan dan nasihat untuk hidup sebagai umat Allah, yakni 1. Dimulai dengan salam sebagai pembuka kitab, 2. Memohon hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan, 3. Menjaga lidah dan jadi bijak, 4. Bersabar, berbelas kasih dan berdoa. Baca juga Yuk Tanggapi Gosip di Tempat Kerja Dengan Cara Bijak Ini Jika kita merenungkan firman Tuhan di atas, maka runutan dari pesan Yakobus tersebut masuk dalam poin yang ke tiga, dimana Yakobus menasihatkan kita agar berhati-hati menjaga lisan lidahnya. Mari kita lihat dua pelajaran pentingnya 1. Garis-bawahilah kata “hukum” - Hukum disini menekankan pada hukum Taurat/ Torah yakni pengajaran atau petunjuk yang diberikan Allah kepada umat Israel di Gunung Sinai. Hukum itu berisi kehendak Allah menyangkut cara hidupNya, ibadah mereka dan sikap mereka terhadap sesama. Dimana hukum ini mengikat, namun barang siapa hidup untuk melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka ganjarannya adalah kemerdekaan yang dilingkupi kebahagiaan Yakobus 125. 2. Hakim Penghakiman – Berbicara tentang hari kedatangan Yesus kembali ke dunia, dimana pada hari kedatangan itu, Allah akan menghakimi seluruh umat manusia Ibrani 928 dan Matius 2531-46. Baca selanjutnya -> Sumber Liana M. Tapalahwene Contributor Halaman 12Tampilkan Semua
Pernyataanini sudah menggugurkan semua klaim diluar Kristen tentang siapa yang dinubuatkan oleh Musa pada ayat diatas tsb. Renungan. Renungan Terupdate Sudut Pandang Kehidupan. kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. 32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap
Ada banyak orang Kristen yang mungkin tidak mengerti ayat-ayat Alkitab tentang difitnah. Karena umumnya ini tidak dijelaskan dengan jelas. Tetapi ada banyak perumpamaan tentang kehidupan umat pilihan Allah dalam Alkitab yang menunjukkan peristiwa-peristiwa ini. Bahkan penyaliban Tuhan Yesus adalah karena fitnah yang dilemparkan oleh orang-orang Farisi. Karena itu, lebih baik dimodelkan pada sikap umat pilihan Allah, termasuk teladan Tuhan Yesus sendiri dalam menghadapi fitnah. Berikut adalah beberapa ayat Alkitab tentang difitnah, termasuk tokoh-tokoh Alkitab yang mengalaminya. 1. Tuhan Yesus Terakhir Tuhan Yesus sendiri yang difitnah, padahal tidak ada satupun sifat dosa menurut Alkitab dari padaNya. Sehingga melalui penyaliban Yesus maka umat Kristen dapat memperoleh kasih karuniaNya. Seperti pada Mazmur 14011 “Pemfitnah tidak akan diam tetap di bumi; orang yang melakukan kekerasan akan diburu oleh malapetaka” sehingga dengan tetap melakukan kasih, maka Allah akan terus berpihak kepada kita semua. 2. Rasul Paulus Selanjutnya ada Rasul Paulus yang difitnah hingga dimasukkan ke dalam penjara. Namun dia terus dibela oleh Allah. Seperti dikatakan pada Efesus 431 “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan”. Karena itu meskipun difitnah namun Rasul Paulus tidak membalasnya. Pemandi Kemudian adapula Yohanes Pemandi yang difitnah banyak orang farisi saat mempersiapkan kedatangan Tuhan. Tetapi seperti tertulis pada 1 Korintus 610 “pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”. Karena itu dia menghiraukan para pemfitnah dan tetap melakukan cara berdoa yang benar saat difitnah. Ia terus bertekun dengan bantuan karunia Roh Kudus untuk menyatakan firman. 4. Daniel Kemudian masih di Perjanjian Lama, dikisahkan Daniel yang juga difitnah dan ditangkap hingga masuk ke gua singa. Dalam hal tersebut Daniel tetap terus berdoa dan meminta mukjizat serta penyelamatan dari Allah. Amsal 188 “Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati” dimana fitnah sepertinya terlihat benar tetapi belum tentu demikian. Karena itu hanya manfaat berdoa bagi orang Kristen yang sanggup membuka segala perkara tersebut. 5. Yusuf Dalam Perjanjian Lama dikisahkan tentang Yusuf yang banyak difitnah oleh orang-orang terdekatnya. Tetapi ternyata Yusuf juga tidak menaruh dendam pada orang-orang yang telah memfitnah dan menganiaya dia. Karena jelas di dalam 1 Korisntus 511 “Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama”. Yang dilakukan Yusuf adalah menjauh dari fitnahan tersebut dan tidak bersekutu dengan mereka yang memfitnah dia. Sebaiknya umat Kristen juga tetap melakukan contoh kesetiaan dalam Alkitab pada Allah walau mengalami fitnahan. Itulah beberapa ayat Alkitab tentang difitnah dalam agama Kristen. Dari semua kisah dan kisah orang-orang kudus, termasuk kisah tentang Tuhan Yesus sendiri, jelas apa yang harus dilakukan ketika menerima fitnah. Yang pasti adalah bahwa umat beriman harus tetap loyal kepada Tuhan, jangan menjadi lemah dan merasa tertekan, lakukan cara-cara untuk tenang menurut kekristenan. Selalu mengandalkan Tuhan saja, maka Dia akan membebaskan dan memenangkan kita dari fitnah banyak orang. Saat berjalan dalam kebenaran, pasti Tuhan akan memberikan hadiah yang sepadan. Dan biarkan Tuhan sendiri yang membalas dendam. Karena penghakiman bukan milik kita, tetapi milik Allah. Tetapisekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Galatia 5:22 Tetapi buah Roh adalah: kasih, sejahtera, kesabaran, kasih, kebaikan, kasih sayang, kesetiaan, Efesus 4: 2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. tolonglah kasihmu dalam hal saling membantu. Lori Official Writer Kata-kata Itu berkuasa. Bisa membangun tapi bisa juga suka membagikan gosip dan rahasia ke orang adalah penikmat dari skandal yang dilakukan seseorang. Semakin besar skandalnya, semakin kita kita sering lupa untuk berhenti hanya sekadar bertanya 'Apakah gosip Itu 'benar' atau 'tidak''. Semakin banyak orang membicarakannya, Kita bahkan semakin membesar-besarkannya ke semua orang yang kita ajak bicara. Sadar atau gak kita memilih diri Kita jadi seorang pendogeng terburuk. Kita memang punya rasa ingin tahu yang tinggi dan berharap bisa menyampaikan komentar pribadi kita. Kita suka adanya pergunjingan dan bahkan suka menyaksikan perkelahian."Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar." Yakobus 3 4-5Fitnah dan Gosip menyebar seperti kankerBanyak orang yang menganggap fitnah dan gosip sesuatu yang biasa. Kita mungkin mudah mendiagnosa tindakan mencuri, marah dan cemburu sebagai dosa. Tapi kita justru mengabaikan dosa yang ditimbulkan oleh gosip dan fitnah."Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus.." 2 Timotius 2 16-17Fitnah atau mengatai-mnagatai orang lain bisa menular kepada Kita secara alami bahkan bisa dilakukan di dalam saat membuka percakapan sederhana dengan seorang teman. Bisa dipastikan akan keluar beberapa kata negatif maupun keluhan tentang bisa saja punya prasangka soal seseorang dan diam-diam dengan cara yang sangat sederhana, kitapun ingin membagikannya ke orang lain, lalu menyusun pandangan kita soal tindakannya untuk menerima dukungan. 'Tahu gak sih, dia kayak begini loh.' Atau kita mulai membangun gosip dengan berkata 'Ih..aku ya paling gak suka ngeliat cara dia kerja...'.Dalam fitnah seperti ini, kita sedang mendorong orang lain untuk memfitnah Juga 10 Ayat Alkitab Tentang Gosip yang Perlu Anda Ketahui!Jevier Justin, Presenter Infotainmen yang Tidak Mau BergosipAkibat Dari Fitnah dan GosipAkibat dari tindakan memfitnah dan mengggosipi seseorang adalah timbulnya perpecahan, perselisihan, dan rasa curiga. inilah yang disukai oleh si berusaha ingin menghancurkan ikatan persaudaraan. "Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. " Matius 238; baca juga Matius 12 50; Ibrani 2 10-18"Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.” Amsal 16 28Karena fitnah dan gosip, masalah kecil yang Paling sederhana sekalipun bisa jadi masalah besar yang begitu runyam. Akibatnya, hubungan pertemanan atau kekeluargaan bisa jadi rusak. Ibarat air yang bersih dan tenang, saat mulai diaduk kencang maka airnya berubah jadi Mengasihi Satu Sama Lain"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." Efesus 432Pertama dan yang paling utama untuk bebas dari gosip dan fitnah adalah tetap tumbuh di dalam cinta. Tanyakan dirimu, ' Apakah kata-kataku membangun ikatan kasih atau malah merusaknya?'Saat kita mengasihi orang lain dengan tulus, kita gak akan mungkin menghianati atau bahkan mengata-ngatai mereka di belakang. Kita tak akan berhasrat untuk menyampaikan kekurangan mereka kepada orang lain sekalipun itu menyakitkan 1 Korintus 13 4-7.Kita perlu berdoa supaya kita memiliki kasih yang tulus ke orang lain. Kalau kita berpikir seseorang melakukan sesuatu yang salah, kita harus mendoakannya. Karena dengan itulah kita bisa kita bisa mendatangi orang itu dengan semangat kasih dan meminta mereka untuk menyampaikan klarifikasi, daripada memperkeruh air dengan fitnah sana mungkin kita bisa melakukannya kepada orang yang kita doakan bukan? Karena itulah kita perlu fokus pada hal-hal positif dan terus berdoa supaya hal itu terjadi kepada orang lain. Dengan membagikan kasih ini, kita bisa menghadirkan kedamaian dan ketenangan bagi semua gosip dan fitnah orang lain untuk dirimuApa kamu pernah mendengar fitnah atau gosip tentang seseorang kepada dirimu? Jangan biarkan hal itu terus menyebar ke orang yang lebih luas. Biarkan gosip dan fitnah itu berakhir didirimu.“Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.” Amsal 26 20Kalau kita mendengar gosip dan hal negatif soal orang lain, hal itu justru bisa menularkan dosa gosip dan fitnah bagi diri kita. Lalu prasangka-prasangka negatif yang bermain di pikiran kita akan melahirkan roh perpecahan dan perselisihan. Hasil dari kebohongan itu akan menyebar sangat cepat seperti kita membiarkan diri kita disusupi dengan gosip dan fitnah tentang orang lain, kita sama buruknya dengan pemfitnah dan penggosip bagaimana kita harus menolaknya?Ada banyak orang yang akan membela diri mereka dengan berkata kalau mereka melakukan hal yang benar. Mereka mencoba bertahan dengan kebenaran mereka sendiri. Bahkan kalaupun hal itu benar, tetap saja memfitnah orang lain itu adalah kejahatan! Kalau kita mendengar dan mentolerir fitnah, kita berbagi kesalahan dengan yang menyebarkan fitnah dan gosip. Kita perlu bersikap tegas untuk menolak setiap percakapan berbau gosip!Saling Menghibur dan Membangun“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Efesus 4 29Mulut kita bisa dipakai untuk melakukan kebaikan besar, memberkati dan membangun orang lain. Tapi juga bisa melakukan sebaliknya, mulut juga bisa melahirkan kejahatan dan memfitnah orang lain.“…dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” Yakobus 3 10Saat kita berhadapan dengan fitnah, kita bisa menjadi contoh bagi orang lain. Kita bisa memancarkan semangat yang kuat untuk melawan gosip dan fitnah sehingga orang akan tahu kalau hal itu tidak bisa itu , berjaga-jagalah setiap saat supaya kita bisa menjadi orang yang membangun persatuan dengan kata-kata kita, bukan menjadi orang yang menghancurkan.“Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.” 1 Yohanes 2 10 Sumber Halaman 1 PE N D A H U L U A N. Awalnya agak membingungkan mengapa GPIB mengambil 4 perikop sekaligus (Mat.18:1-18) sebagai bahan bacaan untuk dikhotbahkan pada hari Minggu ini. Namun apabila kita membaca seluruh perikop tersebut kita menemukan korelasi (hubungan) dari keempat perikop tersebut tentang kerajaan Sorga. Perikop pertama: Siapa yang terbesar Pertanyaan Jawaban Fitnah adalah membuat pernyataan yang palsu yang merusak reputasi seseorang. Alkitab banyak mengajar tentang fitnah, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Baru Amsal 1018; 1 Petrus 21. Fitnah menduduki peringkat dosa yang tinggi menurut Allah sehingga Ia melarangnya di dalam Sepuluh Perintah Allah. Perintah ke-sembilan berbunyi, "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" Keluaran 2016. Bersaksi dusta juga mencakup fitnah karena ketidakbenaran sedang disebarluaskan. Fitnah adalah berdusta tentang seseorang sehingga orang itu dipandang rendah oleh orang lain. Fitnah adalah dusta yang berniat jahat, dan Allah membenci dusta Amsal 616-19; 1222. Oleh karena Allah adalah pengarang kebenaran Yohanes 146; 1 Yohanes 56, maka apapun yang tidak benar berlawanan dengan sifat-Nya dan otomatis menjijikkan bagi-Nya. Baik gosip maupun fitnah adalah tindakan yang salah, dan Alkitab mengecam kedua-duanya Imamat 1916; Amsal 1627; 2 Korintus 1220. Orang yang menggosip mengumpulkan rahasia seseorang dan menyebarluaskannya; fitnah mengarang rahasia sendiri dan menyebarluaskannya dimana paling berpotensi merugikan. Perjanjian Baru membahas fitnah sebagai bagian dari kodrat berdosa kita yang lama. Fitnah tidak lagi ada tempatnya dalam kehidupan kita ketika kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus 2 Korintus 517. Kolose 37-8 mengajar, "Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Ucapan kita harus berdedikasi pada kemuliaan Allah, sama halnya dengan tubuh kita Roma 121-2; Efesus 429. Mereka yang mengenal Allah bertanggung-jawab tidak berucap fitnah "Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi" Yakobus 39-10. Fitnah adalah satu kebiasaan yang harus kita hentikan jika kita hendak mengikut Yesus baca Roma 611-14. Di dalam Roma 128-32, Paulus mendaftar berbagai ciri-ciri akal yang bejat, dan fitnah ada di dalam daftar ini ayat 30. Ketika kita memfitnah orang lain, kita sedang memilih untuk keluar dari jalur yang telah disediakan Allah bagi kita. Ia tidak turut mendampingi kita jika kita berupaya membinasakan orang lain melalui kata-kata. Fitnah berasal dari hati, dan ketika kita tergoda untuk berucap yang tidak benar tentang orang lain, kita harus berintrospeksi mengapa kita terdorong untuk bertindak demikian. Yesus mengajar, "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat" Matius 1518-19. Allah ingin supaya kita memahami bahwa pemfitnah memiliki hati yang sudah menyimpang daripada-Nya. Keinginan memfitnah dapat timbul dari kepahitan Ibrani 1215, dari pengalaman tersakiti yang lukanya belum sembuh 1 Petrus 314-16, dari ketidakinginan mengampuni 2 Korintus 210-11; Efesus 432, dari iri hati Galatia 520; 2 Korintus 1220, atau dosa-dosa lainnya. Solusi Allah untuk mengatasi fitnah adalah saling mengasihi Yohanes 1334. Kita tidak memfitnah orang yang kita kasihi 1 Korintus 134-7. Kasih menginginkan yang terbaik bagi orang lain, dan memelihara reputasi orang lain seperti kita mempertahankan reputasi kita sendiri termasuk di dalamnya Matius 712. "Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" Roma 1310. Ketika kita berfokus menaati Tuhan dengan mengasihi orang lain sama seperti Ia mengasihi kita, kita tidak akan tergoda untuk memfitnah. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah yang diajarkan Alkitab tentang fitnah? iixyxh1.
  • wcb08bvrzi.pages.dev/851
  • wcb08bvrzi.pages.dev/520
  • wcb08bvrzi.pages.dev/49
  • wcb08bvrzi.pages.dev/604
  • wcb08bvrzi.pages.dev/41
  • wcb08bvrzi.pages.dev/784
  • wcb08bvrzi.pages.dev/932
  • wcb08bvrzi.pages.dev/858
  • wcb08bvrzi.pages.dev/155
  • renungan kristen tentang fitnah